"Oh, gitu! Emang, kamu maunya masuk jurusan apa dan di mana?"
"Itu, dia! Kamu tahu kan kalau kami enggak pernah bisa bersama-sama. Kayaknya, ibuku akan mengikuti ke mana aku kuliah nantinya. Mungkin juga ikut di tempat ayah berada, sih!"
"Lah ... rumahmu? Sayang, loh, kalau dijual!"
"Enggak, enggak bakalan dijual kok!"
*** Â
Hari yang dinanti-nantikan pun tiba. Pengumuman kelulusan dilanjutkan malam perpisahan. Kedua pemuda tersebut tentu saja lulus dari SMA-nya, tetapi belum tentu lolos masuk perguruan tinggi negeri. Oleh karena itu, tidak membuang waktu berharga, masing-masing mengejar mimpi melalui les bimbingan belajar intensif di tempat yang disukai. Ada beberapa  tempat les yang terbukti berkualitas dengan mengantar calon mahasiswa lolos ke perguruan tinggi  negeri idaman.
Di sela-sela waktu, hari perpisahan pun makin dekat. Pada moment tersebut, Melani, Dian, dan Bravo berkesempatan mengisi acara. Suara mereka sangat bagus hingga memukau hadirin.Â
"Wuah, suara Lani ternyata luar biasa!" ujar Wawan yang duduk di sebelah Klana.
"Iya, aku aja nggak pernah dengar dia bernyanyi, loh. Kejutan luar biasa, ini anak!" aku Klana serius.
"Kamu tuh, ya! Punya dua adik hebat malah tidak tahu-menahu!" tuding Wawan.
"Hehe ... gitu, ya?"