Antara Adik dan Kakak
Sore itu setelah menyiapkan makan malam, Meylina melapor pada bundanya hendak belajar dengan meminta bantuan anak indekos. Beberapa hari lalu Kak Klana pernah mengajaknya bertanya kepada Kak Bagus, dia bertanya kepada sang bunda apakah diizinkan untuk bertanya lagi.
"Coba tanyakan dulu apakah Kak Bagus sibuk atau tidak. Kalau sibuk, carilah yang lain, yang tidak sibuk, ya, Nak!"
"Siap Bunda."
Ketika makan malam bersama kedua kakaknya, Lina mencoba bertanya apakah mereka bisa membantunya untuk membuat contoh puisi lama. Namun, kedua kakaknya itu tidak bersedia membantu.
"Aku juga sibuk mengerjakan PR, Dik. Apalagi aku enggak begitu suka dengan pelajaran itu, enggak yakin bisa membantumu! Maaf, ya!" jawab Lani mengelak.
"Kalau Kak Klana, bagaimana? Bisa bantu Lina, enggak?"
"Hmmm ... jangan ke Kakak, ya Dik. Nanti yang ada malah salah!" protesnya mengelak.
"Ya, sudah. Coba ke paviliun sana. Tanyakan siapa yang bisa membantumu, Nak!" usul sang bunda.
"Waduuhhh, ... jangan-jangan Lina diajari Kak Bagus!" batin Lani ingin menghentikan langkah adiknya itu.
"Kayaknya Kak Bagus enggak ada, deh, Dik! Soalnya tadi siang bilang ada acara!" ujar Lani yang berusaha agar si adik tidak mendekati lelaki idaman hatinya itu.
"Loh, kok aku enggak rela kalau Kak Bagus dekat dengan adikku, ya? Kenapa aku ketakutan begini?" rintih hatinya.