"Oh, ya sudah. Nggak apa-apa. Aku akan cari jawaban lewat internet saja. Pasti bisa!" jawab Lina pasrah.
"Ya, coba saja dulu, Lin. Mau Bunda antar ke sebelah?" ajak bundanya.
"Kalau Bunda berkenan, dengan senang hati Lina ikut!"
Beberapa saat setelah makam malam usai, dengan senang hati sang bunda mengantar bungsu mencari seseorang yang bisa membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Mereka berdua naik ke lantai dua paviliun sambil melihat-lihat kamar yang menyalakan lampu. Artinya, kamar tersebut berpenghuni.
Dilihat lampu kamar Bagus menyala. Dengan demikian, sang bunda mencoba mengetuk pelan pintu kamar jejaka tersebut.
"Halooo ... adakah penghuninya kamar ini?" canda bunda saat mengetuk pelan pintu kamar Bagus.
"Hahaha ... ada, Bunda!" sambut penghuninya.
Sambil membuka pintu kamar, Bagus bertanya, "Ada yang bisa Bagus bantu, Bund?"
"Ini loh adikmu hendak bertanya PR-nya. Mengganggu, enggak?"
"Oh, bisa. Sebentar kita ke ruang diskusi saja, ya Dik!" sahut anak indekos idola para gadis tersebut.
Sesaat kemudian, sang bunda izin turun ke ruang dapur hendak mengambil sesuatu. Sementara, Lina menanyakan materi pelajaran yang tidak dipahaminya. Kali ini materi Bahasa Indoonesia, tepatnya puisi lama.
Kebetulan Bagus sangat menguasai materi itu. Dengan demikian, dia bisa mengajari si bungsu dengan begitu jelas.