Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Menulis sesuka hati, senyampang ada waktu, dan sebisanya saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Silent of Love (part 10)

16 Agustus 2024   11:17 Diperbarui: 16 Agustus 2024   11:58 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Iya, baik! Saya juga siap-siap!"

***

Sekolah tempat lani belajar berada agak jauh ke arah luar kota. Sekolah negeri itu lumayan bagus. Gedungnya berlantai tiga. Halamannya cukup luas dengan dihiasi tanaman keras sebagai peneduh. Karena itu, suasana cukup tenang dan teduh oleh rimbunnya dedaunan.

Ada juga taman yang lumayan terawat. Tampak beberapa petugas kebersihan sedang menunaikan tugas. Disongsong petugas security, kehadiran Bagus dan Bunda diinterogasi keperluan hadir di sekolah. Setelah  dijelaskan, kedua tamu diberi name tag tamu dan diantar ke ruang BK yang berada tidak jauh dari ruang Kepala Sekolah. Penataan yang sangat sempurna sehingga para siswa tidak tahu-menahu tamu-tamu yang datang dan pergi di ruangan itu. Ruang-ruang kelas berada di gedung agak jauh di belakang.

Bagus dan bunda segera diterima oleh petugas piket sekaligus petugas BK. Setelah melaporkan permasalahan yang diderita oleh Melani, petugas berterima kasih. Tanpa informasi mendetail sebagaimana yang dijelaskan Bagus, pihak sekolah tidak tahu-menahu adanya bullying yang ditujukan kepada salah seorang siswa.

Petugas berjanji akan meredam peristiwa tersebut dengan melakukan penyelidikan dan pemanggilan terhadap siswa di kelas Lani.

"Agar putri kami nyaman, mohon kiranya masalah ini tidak dibesar-besarkan dan jangan sampai ia tahu kalau kami berdua hadir di sekolah untuk mengabarkan hal ini, ya Pak!" pinta bunda kepada petugas guru BK.

"Siap, Bu. Kami tidak akan gegabah. Namun, kami berjanji akan menyelesaikan perlahan-lahan dan bertahap," janjinya.

"Iya, Pak. Kami takut kalau-kalau masalah ini mengganggu mental putri kami. Mohon pengertiannya, ya, Pak!"

"Siap, Ibu. Jangan khawatir. Kami berjanji akan menanganinya secara profesional dengan penuh kehati-hatian!"

"Terima kasih, Pak. jika sudah cukup, kami akan segera mohon diri. Jangan sampai putri kami mengetahui kehadiran kami ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun