Bab 8
Mencoba Memberi Bantuan
Keesokan harinya, Bagus kosong kelas. Hari ini tidak ada jadwal kuliah, tetapi sore nanti ada acara ke laboratorium bersama seorang kawan prianya. Oleh karena itu, ia berinisiatif untuk berkoordinasi dengan bunda dalam rangka menyelamatkan Melani dari keputusasaan dan kepanikan mengalami permasalahan bullying yang dilakukan kawan-kawan perempuannya. Selain itu, Bagus juga tidak mau Lani menderita stres hingga bundir seperti yang dilakukan oleh salah seorang rekan SMA-nya dulu. Kasihan dan Bagus pun merasa trauma mengingat hal itu.
Dengan sedikit perlahan, Bagus menjumpai Bi Imah yang sedang sibuk di dapur menyiapkan bahan masakan.
"Bi ... Bi Imah!" sapa Bagus pelan-pelan.
"Oh, ya Mas. Ada yang bisa dibantu?"
"Bunda ke mana, ya? Ada di rumah atau sedang keluar?"
"Oh, ada di rumah, kok! Tadi suami saya hanya mengantar anak-anak ke sekolah lalu saya titip belanja beberapa bahan. Kalau Bunda ada di ruang tengah, Mas. Samperin saja ke sana!"
"Iya, Bi, terima kasih atas infonya. Saya segera mencari Bunda!" pamitnya.
Tidak berapa lama kemudian, Bagus menemukan sang bunda sedang merangkai bunga hidup di ruang tamu. Bagus segera menghampirinya.
"Bun, maaf. Ada hal penting yang hendak Bagus sampaikan, apakah diizinkan untuk mengganggu Bunda sebentar saja?"
"Oh, mari ... mari. Saya tidak benar-benar sibuk, kok. Ini hanya sekadar iseng dan my time saja!"