Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Silent of Love (Part 4)

13 Agustus 2024   09:31 Diperbarui: 13 Agustus 2024   09:33 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 3  
Rasa Luar Biasa

Kondisi kota pagi ini masih dalam cuaca ekstrem. Dingin banget! Tertulis 18 derajat Celsius di gawai pertanda begitu dingin dari biasa.
Minggu pagi ini anak-anak tidak melakukan aktivitas out door. Klana sedang mengerjakan tugas di kamarnya. Lina pun masih bergelung di dalam selimutnya. Akan tetapi, Lani kebingungan karena belum bisa menyelesaikan tugas biologi yang didapat dari guru dua hari lalu. Padahal, Senin besok ada jadwal biologi.

Karena itu, meskipun cuaca dingin, ia bergegas mencari salah seorang anak indekos yang bisa mengajarinya mengatasi PR tersebut.

"Kak ... Kak Bagus ...," panggil Lani sambil perlahan mengetuk pintu kamar perjaka itu.

"Ya, Dik. Ada apa?" sahut Bagus dari dalam kamar.

Ia belum membuka pintu karena masih mengenakan jaket cukup tebal dan bahkan mengenakan selimut tebalnya juga.

"Bisa nggak ajari Lani PR biologi, Kak?"

"Oh, bisa. Bisa. Tunggu sebentar, ya!"

"Baiklah. Kita di ruang diskusi saja, ya, Kak!"

"Oke!"

Beberapa saat kemudian, ketika Bagus masih harus ke kamar mandi dalam untuk sekadar cuci muka, Lani pun menuju ruang diskusi. Kebetulan ada Stefan yang sedang menjerang air untuk membuat mi instan dan kopi hangat.

"Pagi, Bang Stefan!" sapa Lani melihat sosok pemuda itu sedang sibuk di ruang dapur umum merangkap ruang diskusi.

"Pagi juga, Lani! Kok tumben ... pagi-pagi sudah naik ke sini!"

"Iya, nih, Bang. Mau minta diajari kerja PR Biologi sama Kak Bagus!"

"Oh, gitu! Sudah dibangunkan anaknya?"

"Sudah, Bang! Mungkin masih siap-siap!"

"Oke, lanjutkan, Dik. Abang sudah selesai, nih. Mau kubawa ke kamar saja, dingin banget soalnya!"

"Silakan, Bang! Selamat menikmati!"

Terjeda beberapa saat, sekitar sepuluh menit kemudian, Bagus Indra Perwira yang biasa disapa Bagus muncul di hadapan Melani.

"Apa yang bisa saya bantu, Dik?" tanya Bagus antusias.

"Ini, Kak. Sulit banget menurut Lani!" sambil menunjukkan PR yang didapat dari gurunya.

"Oh, sebentar saya baca dulu, ya!"

"Baik, Kak!"

"Nah, ini begini, Dik! Coba Kakak jelaskan. Semoga Adik paham."

"Untuk soal nomor ini: 'Apa yang dimaksud dengan "antibodi ntralisasi" dalam konteks virus dan mengapa penting untuk memahami peran mereka dalam pengembangan vaksin?"

"Sekarang, kita mulai dari pengertiannya dahulu. Antibodi ntralisasi adalah antibodi yang dapat mencegah virus masuk ke sel inang atau merusak virus.  Memahami perannya akan sangat penting dalam pengembangan vaksin. Hal itu karena antibodi dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi. Kamu tahu kan antibodi itu apa?"

"Iya, Kak. Tahu!"

"Nah, kalau begitu kita lihat pilihan jawaban yang disediakan. Pilihan itu adalah:
a.Antibodi ntralisasi adalah antibodi yang merusak sel inang.
b.Antibodi ntralisasi adalah antibodi yang hanya diproduksi oleh individu yang telah divaksinasi.
c.Antibodi ntralisasi adalah antibodi yang dapat mencegah virus masuk ke sel inang atau merusak virus, dan memahaminya penting dalam pengembangan vaksin karena mereka dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi.
d.Antibodi ntralisasi adalah antibodi yang hanya efektif melawan bakteri.
Nah, dari pilihan jawaban ini, kita harus memilih yang mana? Harus yang sesuai dengan pengertian di atas, ya, Dik!"

"Lani tahu, Kak. Jawabannya adalah C, yakni 'Antibodi ntralisasi adalah antibodi yang dapat mencegah virus masuk ke sel inang atau merusak virus, dan memahaminya penting dalam pengembangan vaksin karena mereka dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi!' Benar, kan?" jawab Lani lantang.

"Nah, benar sekali. Jadi, segala sesuatu harus kita kembalikan ke pengertian atau definisinya dulu, ya, Dik!" jelas Bagus sambil menguraikan secara detail.

"Oh, gitu .... kalau misalnya ditanyakan secara langsung contohnya gimana, Kak?" sahut Lani mengangguk-angguk.

"Jelaskan saja tentang cara kerja vaksin dalam mengatasi covid-19 kemarin, Dik. Bisa, kan?"

"Oh, iya, Kak! Nanti Kakak jelaskan lagi, ya! Supaya kalau kebetulan ditanya guru, Lani bisa menjawabnya!"

"Good idea!"

Akhirnya, beberapa soal yang diberikan guru telah terjawab dengan baik.  

"Kalau Adik kurang paham dan perlu dijelaskan, jangan segan. Tanyakan saja, sebab jujur dengan pertanyaanmu itu Kakak ikut belajar juga, hehehe ...," jawab Bagus menyunggingkan senyum manis yang membuat hati Lani cukup kalang kabut.

"Baik, Kak. Terima kasih banyak atas bantuan Kakak. Semoga kelak Lani juga bisa ikut jejak Kakak ... masuk di perguruan tinggi juga!"

"Amin. Asal tidak malu bertanya, pasti tidak tersesat di jalan!"

"Iya, sih. Walau ada GPS, pernah tersesat juga hehehe ...!"

"Nah, itu dia karena GPS tidak meng- up date! Kalau  pengetahuan tidak di- up date, pasti menyesatkan, bukan? Maka Kakak juga ingin selalu meng- up date pengetahuan lewat pertanyaanmu! Jadi, sebenarnya kita take and give, makanya jangan segan!"

"Oh, gitu ... ya! Jadi, benar nggak apa-apa kalau Lani sering merecoki Kakak?"

"Benarlah! Mosok Kakak membohongimu. Nggak akanlah! Lagian bohong itu dosa, tahu!"

"Baiklah, Kak. Sekali lagi terima kasih atas kesempatan dan ilmu yang telah Kakak luangkan buat Lani!"

"Siap, Dik. Kalau Adik aktif bertanya, pasti akan makin pintar. Nilai pun akan meningkat, bukan? Nah, itu sudah kans untuk memasuki perguruan tinggi, loh! Teman-teman Kakak rata-rata yang aktif bertanya dan rajin belajar, pasti bisa tembus perguruan tinggi yang diincarnya. Apalagi yang dibarengi dengan ikut bimbingan belajar."

"Gitu, ya Kak!"

"Iya, Dik. Saat di sekolah menyimak penjelasan guru, di rumah materi dipelajari ulang, kalau tidak tahu bisa ditanyakan kepada siapa yang dianggap lebih tahu. Itulah kunci sukses. Jadi, kunci sukses itu berawal dari kemauan diri sendiri. Bukankah asal ada kemauan di situ ada jalan? Nah, motivasinya berupa motivasi intrinsik, yakni yang berasal dari diri sendiri. Niat untuk maju, bukan karena paksaan orang lain, siapa pun itu, Dik!"

"Iya, Kak. Terima kasih banyak telah sangat baik dengan Lani," ujar lani sambil mengatupkan dua telapak tangan di depan dada.

Setelah terima kasih dan pamit, lani bergegas menuju kamar pribadinya.

"Hmmm, tak tahukah kau Kak Bagus? Lani sangat bangga dan senang berada di dekatmu. Apalagi kauajari ilmu yang cukup rumit!" batinnya dengan senyum mengembang.  

Di dalam kamar, Lani pun bersenandung pertanda hatinya begitu berbunga-bunga. Hal apakah yang bisa menyenangkan hati sang dara kalau bukan karena hati pemuda idaman berada di genggaman? Namun, Lani masih belum tahu tanggapan Bagus terhadapnya. 

Apakah relasi yang mereka jalin selama ini hanya sekadar pertemanan, atau lebih dari itu. Lani tak dapat memprediksi. Satu hal yang ia tahu dan sadar betul adalah bahwa pemuda itu selalu berada di dalam hatinya. Senyum dan raut wajahnya selalu terpeta di dalam ingatan dan menghuni hatinya tanpa digeser oleh siapa pun.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun