Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Pemilik 25 judul buku solo dan 164 judul antologi

Menulis bukan sekadar hobi, melainkan kebutuhan. Sebagaimana udara yang terjebak di usus jika tak keluar sebagai kentut akan menyakitkan. Namun, setelah keluar betapa lega rasanya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Silent of Love (Part 3)

12 Agustus 2024   19:30 Diperbarui: 12 Agustus 2024   19:41 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Coba, seandainya budemu tidak mengizinkan Bunda menikah dengan Ayah, bukankah kalian tidak terlahir di dunia ini? Maka, bagaimana pun kondisinya, tetap kita harus mensyukuri. Jika Ayah bukan milik kita seutuhnya, itu pun harus kita maklumi dan terima dengan lapang dada. Bukankah begitu, Nak?"

"Iya, Bund. Terima kasih. Sekarang Lina paham bahwa tak elok menggerutu gegara kekurangan yang Lina miliki!"

"Baiklah, Nak. Sebaiknya, segera banting stir untuk segera mengatasi masalah. Kalau kau merasa memiliki kekurangan, segeralah mencari kelebihanmu. Misalnya, kok kulitmu hitam manis? Apakah bisa diatasi dengan pemutih? Atau harus memiliki keterampilan untuk berdandan sehingga bisa menyembunyikan warna kulit yang kauanggap kurang tadi. Siapa tahu kelak kau justru memiliki pabrik skincare sendiri, Nak! Nah, cari dan tanya pada dirimu sendiri, kau ingin pandai dalam hal apa? Rias? Modeling? Atau apa? Bunda akan selalu mengupayakan biayanya jika kau ingin kursus. Bagaimana?"

"Ohh, iya juga sih Bund. Nanti coba Lina pikirkan dulu, apa yang bisa dan Lina suka untuk belajar lebih dalan damn lebih jauh, ya!" janjinya.

"Eh, Bunda jadi ingat. Saat Bunda remaja ada loh lagu hits yang penggalan liriknya begini ... 'hitam manis, hitam manis. Si hitam manis, pandang tak jemu, pandang tak jemu'. Nah, ini artinya, kita yang berkulit hitam manis membuat orang yang memandang tidak jemu-jemu. Bukankah ini kelebihan dari kulit hitam kita, Nak?"  kata sang bunda sambil menirukan menyanyikan penggal lagu tersebut.

"Oh, Bunda ternyata piawai menyanyi juga, ya ....!" puji Lina mendengar sang bunda menyanyi sepenggal lagu lama.

"Hahaha ... kau ada-ada saja, Nak!" tawa buunda membahana juga.

Demikianlah keseruan antara putri bungsu dengan bundanya suatu saat. Semangat yang ditularkan sang bunda membuat si bungsu berbenah diri dan mencoba melepas insecure-nya perlahan-lahan. Perlu waktu memang! Setidaknya, ulasan dan nasihat sang bunda membuka wawasan dan cakrawala pikir si remaja menuju kedewasaannya.

***  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun