Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Menulis sesuka hati, senyampang ada waktu, dan sebisanya saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gelang Giok (Part 21)

1 Agustus 2024   13:42 Diperbarui: 1 Agustus 2024   13:45 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Mohon maaf bila kami telah mengganggu kelancaran acara. Sebenarnya, sekitar enam tahun silam, Bapak Darma ini dikabarkan tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Sementara Bapak Nugroho, suami saya tidak menyangka kalau Bapak Darma masih sehat. Mohon dimaklumi bila beliau-beliau ini masih shock. 

Ada tragedi keluarga yang kami alami, bahkan kami berdua pun masih Long Distance Relation dengan kedua putra-putri kami. Entah mereka berdua berada di mana, kami tidak tahu. Jika hari ini kami bisa bertemu dengan Bapak, justru pada acara seperti ini, kami juga berharap bisa bertemu dengan keluarga lain yang masih terpecah belah!" ungkap Ayusti.

Hadirin pun terhanyut oleh karena pertemuan tidak disangka-sangka itu.

"Wah, alhamdulilah ... semoga yang diharap bisa segera terwujud," ujar pembawa acara. "Lah, trus bagaimana laporan kemajuan usaha Anda? Bisakah kami mendengarkan presentasi Anda?" tanya sang pembawa acara.

Ayusti segera mengambil tempat untuk menjelaskan usaha dan kemajuan perkebunan kakao yang dikelola sang suami. Sementara, setelah sekitar dua puluh menit kemudian, De One pun menggantikan Ayusti untuk menjelaskan bisnis yang sedang dijalaninya.

"Demikianlah perkembangan usaha ekspor L3T layur, lobster, lorjuk, dan tuna yang kami kelola dan kembangkan. Semoga paparan laporan kami ini dapat memotivasi dan menginspirasi saudara yang bergerak di bidang berbagai usaha di Provinsi Jawa Timur," tutupnya.

"Wahhh ... luar biasa! Bapak dan anak yang sama-sama sukses!" tepuk tangan meriah diminta oleh pembawa acara.

Begitu turun dari acara bergengsi itu mereka berdua berjalan beriringan menuju tempat duduk yang sudah disiapkan panitia. Sadrach yang kini bernama Sabrang pun segera menyalami putra juragan sepuh itu sambil memeluknya erat-erat.

"Ya, Allah ... bersyukur banget saya bisa membersamai juragan sepuh ke sini untuk bisa bertemu juragan muda!" serunya.

"Ah, Om! Justru sayalah yang harus berterima kasih atas segala upaya untuk menyelamatkan kedua orang tua saya," sergah Nu kepada Sabrang. "Bagaimana dengan kondisi Ibu?" tanya Nu penasaran.

"Sehat. Ibu sehat dan bahagia. Hanya beliau tidak bisa ikut ke sini karena ada acara yang tidak bisa ditinggalkan!" kata Sabrang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun