"Asal rajin belajar dan berlatih, tak kenal lelah, dan selalu ceria!" lanjut Ami.
"Yessss!" teriak Una.
"Nanti, kalau kalian melihat patung yang diselimuti sarung kotak-kotak di mana pun tempatnya, jangan pernah bertanya apalagi bergurau tentang hal itu, ya!" lanjut Adi.
"Maksudnya bagaimana?" tanya Una.
"Misalnya nih ... pernah ada cerita, seseorang entah sengaja atau tidak, entah paham atau gurau ... dia nyeletuk saat melihat patung bersarung, 'Eh, patung pun pakai baju, ya. Sopan banget sih. Aku salut sehingga patung itu tidak tampak anunya!' Walaupun berbisik dan mungkin tidak didengar banyak orang, tahu tidak dampaknya? Bukan menakut-nakuti, melainkan mengingatkan saja. Akibatnya sangat fatal, orang tersebut bermasalah dengan kesehatannya. Dia tidak bisa buang air kecil hingga harus dirawat di rumah sakit!"
"Oh, sebegitunya, ya?" respons Ami.
"Iya, makanya ... kalian bertiga saya ingatkan. Jangan asal-asalan. Sekali lagi jamu jati! Jaga mulut atau ucapan dan jaga pikiran serta hati!" Â
"Siap, Mas," jawab Ami sambil mengangguk.
"Iya, Pa, terima kasih diingatkan sebelumnya!"
"Papa janji akan menceritakan Damarwulan, tetapi tidak sekarang. Akan papa ceritakan bertahap, ya!"
"Baiklah, tapi kalau Papa mau cerita Gatotkaca ... Una juga suka, kok!"