Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gelang Giok (Part 14)

15 Juli 2024   08:53 Diperbarui: 15 Juli 2024   08:56 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Iya, Bro! Dokter juga manusia, yang bisa saja prediksinya salah, 'kan? Nah, jangan bersedih. Justru lawanlah sesakit dengan meningkatkan hormon kegembiraan dan kebahagiaan sebab hormon itulah yang membantu kita memperoleh kesembuhan!" ujar Ayusti yang berada berseberangan dengan suaminya.

"Ya, benar. Kata istri saya benar! Mari kita lawan penyakitmu dengan doa dan upaya. Nanti akan kucarikan obat alternatif baik dari dalam maupun luar negeri. Sudah, kini perbanyak doa dan permohonan ampun saja kepada-Nya. Siapa tahu dengan sakit justru banyak kesempatan untuk bertobat!" lanjut Nu.

Suyud tersenyum, "Benar juga, aku harus berintrospeksi diri. Biarlah kunikmati sebagai masa istirahat dari pekerjaan harianku!" tekadnya.

Pasangan suami istri tersebut dengan sabar dan telaten merawat Suyud yang dianggap sebagai saudara kandungnya itu. Bolak-balik ke rumah sakit pun dilakukan dengan sukacita yang penting demi kesembuhan saudaranya itu. Pelan dan pasti dengan tambahan mengonsumsi obat herbal, kesehatan Suyud makin membaik.

Enam bulan dalam perawatan imunitas tubuhnya dirasakan lebih baik, tetapi masih belum berani beraktivitas dengan maksimal. Suyud masih beristirahat total dan tidak bisa melaksanakan pekerjaan seringan apa pun di rumah. Dia hanya beristirahat, paling banter berjalan-jalan seputar rumah saja. Otomatis  seluruh kegiatan perkebunan ditangani juragan muda dengan istrinya.

Rumah yang merangkap kantor itu hanya dihuni oleh pasangan juragan dan istrinya di kamar utama, sementara Suyud di kamar tamu. Karena itu, mereka tinggal bertiga. Adapun seorang ART yang datang pagi dan pulang sore, siap melayani mereka di bidang masak-memasak, bebersih, dan merapikan rumah.

Jika Nu berada di lapangan, memeriksa perkebunan dan mengurus pengelolaan penjualan kakao, istrinya sebagai sekretaris yang membukukan dan mengarsipkan segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha perkebunan mereka. Sementara, Suyud yang sebelum jatuh sakit menjadi tangan kanan juragan muda, tidak bisa melakukan tugas sama sekali.

"Eda, maafkan saya jika saya hanya membebani saja!" keluhnya sambil mendekati Yusti yang sedang merekap data.

"Bro, jangan khawatir. Kami berdua tidak pernah merasa terbebani. Sakitmu ini merupakan ujian kenaikan tingkat bagi kita bertiga! Ingat, ujian itu bisa berupa apa saja. Kalau kami berdua terusir dari keluarga hingga harus terpisah seperti ini, Mas pun diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mencicipi ujian dengan cara lain! Kalau Mas sudah membantu kami dalam pelarian, izinkanlah kami berdua juga membantumu untuk bisa segera sehat kembali!" kata-kata ini sangat menyentuh hati Suyud hingga air matanya berlelehan tanpa suara.

"Di dunia ini saudara bisa menjadi musuh, sebaliknya orang lain bisa menjadi saudara! Nah, kita sudah melihat dengan jelas bahwa keluarga Mas Nu seperti itu. Kita tahu ada banyak orang jahat di sekeliling kita. Nah, akankah kita memilih menjadi jahat seperti mereka? Hidup itu pilihan! Kita bisa memilih menjadikan orang lain sebagai saudara dan tidak berbuat jahat, bukan?" ulas Ayusti yang membuat hati Suyud sedikit lega.

"Tidak salah saya memilih menjadi abdi setia bagi Tuan berdua! Ternyata dugaan saya selama ini benar! Tuan berdua adalah orang-orang baik yang patut saya acungi jempol dan saya jadikan anutan dalam hidup ini!" binar bena nayanika Suyud tergambar nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun