Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cara Elegan Membayar Dendam

29 Juni 2024   10:13 Diperbarui: 29 Juni 2024   11:25 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Loh, Nak ... kok kamu masih di rumah?" tanyaku suatu Sabtu.

"Aku pusing, Bun!"

"Apa perlu ke dokter? Nanti Bunda antar ke Dokter Himawan untuk mengecek!"

"Nggak usahlah, Bun. Nanti juga sembuh sendiri jika kubuat tiduran!"

"Oh, oke. Kalau masih pusing, kabari Bunda, ya! Bunda ada kegiatan penting di sekolah!"

"Siap, Bun!"

Kutinggalkan pangeran yang sudah beranjak remaja itu di rumah. Kusiapkan berbagai makanan agar tidak kelaparan. Aku beranjak ke garasi memanaskan mesin mobil pribadi. Masih sempat kutengok di kamar sebentar sambil memastikan kondisi. Aman terkendali.

***

"Haloo ... selamat siang, apakah ada yang bisa dibantu?" tanyaku kala menerima telepon.

Telepon dari sekolah Lintang.  Memintaku datang ke sekolah. Dengan memohon izin atasan, aku segera meluncur ke sekolah putra semata wayangku.

Dari pertemuan dengan wali kelas dan petugas BK kuketahui bahwa hampir setiap Sabtu, Lintang cenderung tidak hadir di sekolah. Awal-awal dengan alasan sakit. Kadang dikatakan diare, pusing, vertigo, atau bangun kesiangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun