"Loh, Nak ... kok kamu masih di rumah?" tanyaku suatu Sabtu.
"Aku pusing, Bun!"
"Apa perlu ke dokter? Nanti Bunda antar ke Dokter Himawan untuk mengecek!"
"Nggak usahlah, Bun. Nanti juga sembuh sendiri jika kubuat tiduran!"
"Oh, oke. Kalau masih pusing, kabari Bunda, ya! Bunda ada kegiatan penting di sekolah!"
"Siap, Bun!"
Kutinggalkan pangeran yang sudah beranjak remaja itu di rumah. Kusiapkan berbagai makanan agar tidak kelaparan. Aku beranjak ke garasi memanaskan mesin mobil pribadi. Masih sempat kutengok di kamar sebentar sambil memastikan kondisi. Aman terkendali.
***
"Haloo ... selamat siang, apakah ada yang bisa dibantu?" tanyaku kala menerima telepon.
Telepon dari sekolah Lintang. Â Memintaku datang ke sekolah. Dengan memohon izin atasan, aku segera meluncur ke sekolah putra semata wayangku.
Dari pertemuan dengan wali kelas dan petugas BK kuketahui bahwa hampir setiap Sabtu, Lintang cenderung tidak hadir di sekolah. Awal-awal dengan alasan sakit. Kadang dikatakan diare, pusing, vertigo, atau bangun kesiangan.