Kisah Selimut Usang
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Pagi ini selimut usang dilipat dengan cukup baik, mendekati sempurna. Namun, karena ada sobekan di sana-sini, tentu saja lipatannya kurang memuaskan majikan pemilik kamar tidur.
"Kamu memang seharusnya sudah pensiun, Mut!" bisik sebuah guling di sebelahnya.
"Iya, aku memang digunakan sejak kakek nenek mereka masih hidup. Kini mereka sudah berpulang cukup lama. Jadi, kondisi tubuhku sudah usang, lapuk, dan rapuh!" jawab selimut bersedih.
"Jangan khawatir. Di tempat lain, kamu pasti masih sangat dibutuhkan. Semoga saja masih ada yang menerima kehadiranmu dengan sukacita, ya!" bisik sebuah bantal di sampingnya.
"Iya, terima kasih, Kawan. Kalian adalah sahabat baikku selama ini. Semoga kalian masih dipertahankan, ya. Kalau aku harus pindah rumah, doakan saja agar aku masih bermanfaat!" sahut selimut lirih.
"Baiklah, kami akan selalu berdoa buatmu. Semoga masih ada yang memanfaatkan kamu sesuai tugas kewajibanmu selama ini!"
"Amin," jawab selimut.
***
"Ti, Surtiiii!" panggil majikan kepada pembantunya.
"Iya, Nyonya! Ada apa?"
"Coba bawa selimut di kamar itu ke sini,ya! Mau kita sumbangkan saja!" perintah majikan wanita yang sudah berdandan cantik itu.
"Siap, Nyonya!"
"Bungkuslah dengan koran bekas. Yang rapi, ya!"
"Baik!"
***
"Kawan, aku pamit, ya! Selamat tinggal!" pamit selimut pada sahabatnya di bed itu.
"Semoga kamu tetap bahagia, Sahabat!" kompak sekali bantal dan guling menjawab serentak.
***
Dibungkuslah selimut itu baik-baik dan segera dibawa dengan mobil. Akhirnya, sampailah di suatu tempat. Mobil itu berhenti di tepi jalan, di dekat jembatan. Di situ ada seorang nenek menjual kacang rebus.
Si Nyonya majikan meminta sopirnya turun untuk menyerahkan bungkusan selimut kepada nenek penjual kacang rebus.
"Ini apa, Tuan?" sambut sang nenek.
"Jangan panggil saya 'Tuan' karena saya hanya sopir majikan, Nek. Itu, majikan saya ada di dalam. Entahlah, saya tidak tahu. Pesannya, semoga bermanfaat buat Nenek, ya!"
"Oh, terima kasih banyak. Sampaikan kepada majikan Anda, saya sangat berterima kasih!" si nenek sambil menangkupkan dua telapak tangan di depan dadanya.
"Sudah, Nyonya. Nenek berterima kasih atas pemberian Nyonya!"
"Iya, mari kita lanjutkan perjalanan!"
"Kita ke mana, Nyonya?"
"Ke yayasan sekolah yang menampung anak-anak yatim piatu!"
"Baiklah!"
***
Malam itu, selimut tersenyum bahagia. Ia bertugas menyelimuti nenek renta di sebuah gubuk sangat sederhana.
"Akhirnya, aku masih berguna," gumamnya bahagia.
***Â