Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tahu Membalas Budi

14 Juni 2024   15:37 Diperbarui: 14 Juni 2024   21:36 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tahu Membalas Budi
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

 "Selamat pagi, Adik-adik. Bagaimana kabar kalian? Baik-baik, bukan?" tanya Kenanga pada anak-anak di rumah singgah pagi itu.

Seperti biasa, Kenanga mendapat jadwal Sabtu pagi untuk mengisi acara sesi 'Berbagi Berkat lewat Cerita.' Acara ini disponsori oleh donatur dan diselenggarakan oleh Remaja Peduli Anak Harapan Kota Impian. Sebenarnya sih, kelompok peduli anak jalanan  yang dimetaforisasi sedemikian rupa agar nasib mereka lebih baik. Istilah anak jalanan yang terkesan meremehkan disulap menjadi anak harapan hingga terdengar lebih manis pada indra pendengaran.

Acara berkumpul seperti biasa kali ini dilaksanakan di Ruang Rindu, istilah mereka untuk menyebut rumah singgah, sebuah ruko yang sengaja disewa oleh donatur dalam rangka pembinaan. Beberapa pemuda pemandu acara ditata secara bergilir mengisi sesi yang telah dipersiapkan panitia.  

"Baik, Kak Kenanga," jawab mereka kompak serempak.

"Apakah ada di antara kalian yang mau membagikan berkat berupa cerita?" lanjutnya.

Beberapa di antara mereka menggeleng. Ada juga yang berucap, "Belum, Kak."

"Belum punya cerita, atau belum berani bercerita?"

"Dua-duanya, Kak," jawab sekitar dua puluhan anak di rumah singgah pagi itu.

"Oke. Kakak akan memberikan contoh, ya. Kakak harap kalian makin pintar bercerita sebab dengan bercerita sama dengan membagikan berkat kepada sesama manusia. Bagaimana? Apa kalian setuju untuk belajar berbicara di depan umum juga?"

Beberapa anak jalanan yang dikordinasi di rumah singgah itu mengangguk ragu. Mereka belum memiliki rasa percaya diri. Atau mungkin juga karena kurang membaca. Jadi, Kenanga akan membagikan cerita yang berasal dari apa yang ia lihat di media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun