Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cumplung

3 Juni 2024   15:24 Diperbarui: 3 Juni 2024   15:29 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayo! Tunjukkan di mana kalian lihat cumplung! Ayo, bersama kami!" ajak beberapa orang.

Hanya tangan Parli yang digeret oleh Pak Bayan untuk menemani mereka menyaksikan kebenaran berita tentang cumplung tadi.

"Sekalian, jangan lupa tugasnya supaya besok nggak dimarahi guru!" seru salah seorang warga.

Pagi itu suasana desa menjadi gempar gegara penemuan cumplung di area makam. Sejak saat itu, orang tua tidak mengizinkan anak-anak berkeliaran di area makam, kecuali ada orang dewasa yang menyertainya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun