Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jamu Jemu

30 Mei 2024   07:16 Diperbarui: 30 Mei 2024   07:27 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Baiklah, cepat datang, ya Nek!" kata Linca dengan gembira dan meletakkan gagang telepon.

Dalam hati Linca bertanya-tanya seperti apa kiranya jamu jemu alias obat bosan itu. Kalau berbentuk tablet atau pil, wah, lebih baik tidak usah saja. Kalau berbentuk sirup, lumayan sih. Biasanya sirup selalu berasa manis. Sepertinya dicampur madu juga! Kalau jamunya cair, seperti beras kencur ... ya nanti ia akan meminta tambahan madu, pasti enak. Kalau berbentuk permainan, nah ini lebih asyik. Akan tetapi, berbagai jenis mainan pun lama-lama bisa membosankan juga.

Sambil menunggu Nenek datang, Linca mendekati Kak Linci lagi.

"Kak, ... katanya Nenek mau datang membawakan jamu jemu alias obat bosan. Tahu tidak Kak, jamu jemu alias obat bosan itu seperti apa sih?"

Kak Linci tertawa terbahak-bahak ketika mendengarnya, tetapi kemudian menggeleng-geleng.

"Lincaaa, Linca! Kamu kok bisa sih dibohongi? Mana ada sih jamu jemu atau obat bosan itu?"

"Lah, kan nggak mungkin Nenek membohongi?" sergahnya.

"Ahahaha ... yang ada tuh ya, jamu pegel linu, jamu beras kencur! Atau kalau berbentuk obat kimia ya ... obat batuk, obat sakit perut, obat flu, obat sakit kepala! Eh, iya sih kalau obat-obat itu berkhasiat menyembuhkan, ada juga loh yang membunuh!"

"Hah? Membunuh?"

"Iya, Linca! Sesudah memakan atau meminumnya bisa mati!"

"Ya, Allah? Yang benar!" ujar Linca ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun