Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pertemuan Jodoh

30 Mei 2024   04:58 Diperbarui: 30 Mei 2024   06:58 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saat sampai tepat di depan indekos, ternyata si kekasih itu telah menungguku di sana. Melihat aku pulang dibonceng sepeda motor seseorang yang tidak dikenalnya, kekasihku langsung meradang dan mengolokku dengan mengatakan, "Dasar wanita bensin!" sambil mencibir dan membuang muka.

Aku pun, karena lelah dan emosi, langsung menjawab, "Ok, Mas. Jika ada lelaki, yang membawakanku sepeda motor enreiyen, aku bersedia menjadi isterinya. Takpeduli itu siapa!" teriakku lantang.


( Note: sepeda motor enreiyen yang kumaksud adalah sepeda motor baru yang belum digunakan sehingga seseorang harus enreiyen agar sepeda motor itu lancar dan tidak rewel ke depannya.)

Ternyata ada orang yang mendengar dan benar-benar membawakanku sepeda motor enreiyen saat aku libur semesteran di desa beberapa hari setelahnya. Beliau sampai tersesat mencari alamatku berbekal  ancer-ancer dari temanku yang masih berada di tempat indekos. Maklum, saat itu belum ada Google Map!  

Itulah sebabnya aku meninggalkan kekasihku itu hanya dalam hitungan hari! Dan menikahlah aku dengan seseorang yang tidak pernah kuketahui siapa. Namanya? Ternyata persis seperti yang ditunjuk oleh roh saat bermain Jaelangkung! Kusaeni. Duuhh ... merinding disko mengingatnya. Mengerikan sekaligus menyesal juga mengapa saat itu aku ikut-ikutan bermain Jaelangkung, yang meskipun jawabannya benar, berarti aku telah menyekutukan nama Tuhan. Sungguh perbuatan dosa yang tidak aku sadari.

Ya, orang yang langsung meminangku dengan sepeda motor enreiyen itu adalah  lajang  dengan usia terpaut 16 tahun di atasku! Beliau berusia 35 tahun saat aku masih belum genap sembilan belas tahun. Ternyata, dia yang sering bertandang ke tempat indekos baruku yang masih sekitar sebulanan itu sering bertandang ke tempat indekosku. Bukan mencari aku, melainkan mencari teman indekosku yang meminjam mesin ketik manualnya. Ternyata mesin ketik itu oleh teman indekosku, yang sudah menikah dan memiliki satu anak dengan kondisi istrinya sedang hamil tua, digadaikannya!

Itulah kisah perjodohanku yang sangat mendadak. Ya, pernikahanku mendadak bukan karena  by accident,  bukaaann...! Aku menikah mendadak karena teriak lantang sayembaraku kepada kekasihku itu ada yang menanggapi. Ya, jodohku ternyata terpaut sangat jauh, lebih jauh dari perbedaan usiaku dengan tunanganku saat aku duduk di bangku sekolah dulu! Dua kali lipatnya, bahkan!

Nah, apa yang pernah disampaikan salah seorang saudaraku ketika aku katakan bahwa aku tidak menyukai karena beda usia kami jauh, benar adanya.

Katanya, "Kamu jangan menghina orang, ya! Jika saat ini kamu menghina dan menolaknya karena umur tunanganmu terpaut delapan tahun, bisa jadi kelak kamu mendapat yang lebih tua!"

Dengan tertatih-tatih aku menjalani pernikahanku karena memang tidak memiliki pengenalan dengan baik sebelumnya. Puji syukur, sampai saat ini kami masih bertahan. Pernikahan kami tahun ini telah berumur 46 tahun. Kami dianugerahi-Nya tiga anak lelaki yang telah mapan dan sukses dalam berkarier.

Seperti kata orang jika suaminya lebih tua, anak-anaknya akan pandai, ketiga putra kami pun semuanya cum laude bahkan beroleh beasiswa strata dua dan tiga di mancanegara. Aku  juga bersyukur diberi-Nya  gen yang baik sebagaimana kata orang bahwa kepandaian itu berasal dari gen ibu. Namun, sejujurnya, semua anugerah itu dari-Nya semata. Aku nggak boleh ceroboh dan congkak mengklaim bahwa pandai itu dari gen ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun