Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Boneka Barby Buat Betty

28 Mei 2024   17:42 Diperbarui: 28 Mei 2024   17:45 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Papa Mama juga sama saja! Mereka tidak pernah menanyai Betta sekalipun jadi juara. Apalagi memberi hadiah!" teriaknya lantang.

 "Tapi buat Betty hampir tiap saat dapat hadiah!" protesnya.


"Hmm ...."  Tante Risa tampak bingung hendak menjawab protes itu.


"Rasanya Betty itu ...  sekalipun cacat, semua orang justru menyayanginya. Sedang aku yang normal tidak dihiraukan!" Betta mulai sesenggukan.


Dibiarkan Betta menumpahkan isi hati beberapa saat. Kira-kira sepuluh menit kemudian Tante Risa berusaha menjelaskan permasalahan.


"Betta! Bukankah kamu bisa melakukan segala sesuatu dengan mandiri? Jadi wajar dong kalau Papa, Mama, dan Tante lebih memperhatikan adikmu yang tidak bisa mandiri seperti kamu! Lagian, kamu tidak kasihankah melihat adikmu usia empat tahun belum bisa berjalan?" tanya Tante. Matanya mulai berkaca-kaca.


Hening sesaat.


"Bisakah kamu bayangkan, kalau kita seperti itu? Sudah begitu saudara pun membencinya?" Tante mengusap mata yang mengembun. Aliran air bening itu diusap dengan tissue yang diambil dari saku celana kulotnya.


"Sejujurnya ..., kami sangat prihatin dengan kondisi Betty. Kami berusaha agar Betty senang. Tak kaudengarkah tangisannya saat dibawa terapi agar bisa berjalan? Hati Tante seperti diiris mendengarnya. Cobalah bayangkan, seandainya Betta adalah Betty. Bayangkan, bagaimana perasaannya?"


Betta tidak menjawab sama sekali. Dendam dan iri di hatinya kian menggumpal dan sangat menekan.


"Apakah Betta tidak kasihan melihat Betty? Bisakah Betta menerima Betty sebagai adik yang disayangi?"
Betta masih membisu. Bibirnya masih manyun saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun