Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Damar Derana (Part 22)

28 Mei 2024   06:04 Diperbarui: 28 Mei 2024   06:50 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Ha ha ha ... kejutan ya kejutan, Nok! Tenang sajalah, tunggulah barang sebentar!" katanya renyah.

Akhirnya sampailah mereka di suatu perumahan mewah. Mereka melewati beberapa cluster. Nadya sangat kagum melihat design rumah yang sungguh sangat menawan itu. Dari gerbang yang dihiasai megah itu, Nadya membaca suatu nama perumahan mewah yang belum pernah dikunjunginya.

Jalanan indah yang dilewatinya cukup berliku, tetapi kemampuan Pambudi mengemudikan mobil sangat bagus sehingga Nadya tidak merasakan liukan tajam yang sedang dilewatinya. Kandungannya aman. Melalui hutan pinus dan kemudian lanjut melalui hamparan kebun bunga di kiri kanan jalanan membuat Nadya selalu meminta suaminya memperpelan laju kendaraannya. Sampailah mereka di sebuah area perumahan elite. Disambut dengan sebuah taman bertuliskan nama perumahan tersebut dan kemudian jalanan menuju kompleks yang dihiasi pohon palem tertata rapi. Pambudi masih belum menghentikan kendaraannya sampai hampir ke ujung perumahan itu.

Nadya mendengar kicauan aneka burung yang sengaja dipelihara oleh para petugas dengan rawatan cukup baik. Deretan sangkar burung, baik yang dinaikkan tinggi maupun yang dijejer di sepanjang jalan menuju perumahan itu, menyajikan nyanyian alam dengan sangat harmonis. Ada juga kandang-kandang beberapa hewan, seperti kelinci anggora, kucing persia, ayam mutiara juga berbaris di tepian jalan tersebut. 

Bahkan beberapa ekor burung merak dan jenis ayam kalkun dibiarkan bebas hidup di luar kandang sehingga beberapa pengunjung menyempatkan diri memarkir kendaraannya di tempat yang ditentukan untuk melihat pajangan aneka hewan yang dipiara dan dipajang di sana. Ini benar-benar sebagai sebuah perjalanan yang sangat menyenangkan hati Nadya.

"Seperti sedang bersafari di Taman Safari,"  katanya senang.

Pambudi menghentikan kendaraan di depan sebuah rumah bercat hilau muda yang sangat bagus. Nadya masih terheran-heran.

"Ini rumah siapa, Mas?" tanyanya sambil melihat ke kanan kiri. Ada beberapa pohon tabebuya empat warna di samping pohon flamboyant yang sedang memamerkan bunganya dengan sangat indah. Laksana berada di Jepang karena tabebuya tersebut sedang berbunga dengan lebatnya sehingga guguran mahkota bunganya terdampar di bawah bagaikan hamparan permadani yang siap menyambut kedatangan mereka. Ada juga berbagai anggrek yang sedang berbunga tergantung pula dengan manisnya di teras rumah itu.

"Rumah seseorang tentu saja!" jawab Pambudi enteng sambil tersenyum manis. "Yuk, masuk!" lanjutnya sambil menggandeng lengan kanan Nadya. Sementara tangan kanannya mendorong koper beroda itu.

"Waaaww ... !" teriak Nadya kegirangan melihat ada air mancur dinding kaca dengan kolam kecil di bawahnya yang dilengkapi beberapa ikan koi. Ikan-ikan itu sedang berenangan dengan indahnya.

"Maaasss ... indah banget. Vieuw-nya pun luar biasa. Dikelilingi pegunungan dengan hawa yang masih segar alami tanpa polusi! Ini rumah siapa? Mengapa kita cuma dua hari di sini? Berapa sewanya? Aku suka banget! Dikorasi eksterior dan interiornya pun sangat wooowww," katanya nerocos bagai tronton yang remnya blong dengan mata membulat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun