Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Damar Derana (Part 18)

23 Mei 2024   07:19 Diperbarui: 23 Mei 2024   07:49 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B


Bangun di senja hari, Prasojo sudah fresh kembali. Dilihatnya si istri sudah rapi dan wangi, siap melayaninya di malam hari. Maka, jatah nafkah batiniah pun selalu diberikan dengan sukacita tanpa kendala. Waktu berkala pun selalu ditepati, paling tidak tiga hari sekali.


Teman-teman kantor Prasojo keheranan. Setelah pernikahan kedua, Prasojo justru semakin fresh dan tampak makin muda. Mungkin karena terbawa oleh aurora istrinya yang masih delapan belas tahun. Sungguh, Vivi telah membuatnya jauh berbeda. Keceriaan dan cintanya membuat Prasojo menjadi luar biasa. Tahun itu, Prasojo pun dipromosikan menduduki staf manager di kantornya.


"Ma, Pravitasari benar-benar memberikan rezeki buat kita. Papa diangkat menjadi manager sekarang!" serunya mengabarkan kebahagiaannya ini kepada Vivi yang kini telah dipanggilnya Mama agar putrinya pun memanggil seperti itu.


"Wuaaahhh, ... congrats ya Pa! We always love you, Pa!" seru Vivi sambil menyorongkan Pravitasari ke rengkuhan papanya.
Prasojo menciumi istri dan putrinya dengan mesra.


"Hadiahnya nanti malam, ya Pa!" kata Vivi berseloroh.


"Enggak, ahh ... boleh sekarang saja, dong!" gurau Prasojo.


"Boleh, boleh. Yuk, ah ...!" ucap Vivi sambil menggamit lengan suaminya manja.


"Kamu tunggu dulu sebentar, ya Nak. Mama Papa akan pacaran ... hihihi ...!" lanjut Vivi sambil memasukkan Pravitasari ke dalam baby box-nya perlahan. Baby Pravitasari pun tersenyum manis mendengar suara mamanya.


Sore itu Vivi melayani suami dengan bahagia. Vivilah yang berinisiatif dan lebih aktif agresif sehingga membuat Prasojo kian mencintainya. Vivi tahu bagaimana membahagiakan suami yang sedang naik jabatan itu.


Kali ini, mereka terlibat di dalam permainan baru. Lokasi pun berbeda. Hanya di sebuah kursi yukensi tak berlengan, bukan di tempat seperti biasa, dan ternyata tempat baru ini sangat mendukung nyatanya. Model dan cara baru yang mereka laksanakan itu membuat sensasi luar biasa. Sesuatu yang belum pernah mereka lakukan. Dapat ditebak dampaknya, bukan? 

Keduanya berhasil menangkap bulan yang bertengger di awan-awan. Sementara, beberapa butir bintang yang sedang bergelayut berseliweran di seputaran bulan pun dapat dipetik dan disematkan di ujung ubun-ubun. Maka, sinar indah memancarkan pelangi dari netra keduanya. Berkilau memukau, sangat indah memesona!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun