Dilihat gawai dan beberapa pesan yang masuk.
"Maa ... sakit sekali Maaa ...!" tulis Vivi dengan emoticon menangis.
"Ma, kamu di mana?" tanya suaminya dengan emoticon khawatir.
"Hmm ... biarlah aku hilang dari hidupmu, Mas. Berbahagialah kau dengan Vivi yang telah memberimu buah cinta. Sementara, aku hendak meraih bulan bersama Mas Pambudi. Kali ini aku tidak sengaja telah membalaskan sakit hatiku, Mas. Ya, aku telah berlaku tidak setia sebagaimana yang kaulakukan padaku sembilan bulan lalu!" senandikanya lirih. Â
Nadya tertidur setelah matanya kelelahan menangis.
***
Meraih Asa
"Selamat pagi, Nok!" sapa Pambudi lembut sambil mencium kening. "Terima kasih, ya! Boleh nggak ... lagi?" senyum Pambudi mengembang sempurna.
Nadya masih belum sadar betul dari bangun tidurnya, tetapi ia seulas senyum tipis mengembang juga. Perlahan ia menggangguk tanda setuju. Mereka kembali melanglang ke luar angkasa demi meraih gemintang cemerlang. Kali ini pesawat luar angkasa yang ditumpangi jauh lebih progresif daripada sebelumnya. Nadya pun terpekik manakala pesawat bermanuver dan menukik. Bintang itu berhasil digapainya.Â
Pambudi tak kalah arah.  Ia tidak menyangka  mereka bisa meraih kembali sebutir bintang  lain. Tak sia-sia upaya terbaik yang dilakukannya.Â
"Thanks God ... !" ujarnya lirih.