Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Damar Derana (Part 8)

18 Mei 2024   09:44 Diperbarui: 19 Mei 2024   11:27 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B


Sang kemenakan diam sejurus. Lalu dengan cerdas ia segera menebak dan sedikit mengerti bahwa sang paman tidak menyukai kedekatannya dengan Radit.


"Apa ... Papa marah karena Vivi dekat dengan Radit?"


"Pakai nanya pula!" dengus sang paman sambil melengos.


Sekali lagi sang kemenakan sadar bahwa lelaki di hadapannya sedang dilanda api cemburu. Ia pun tersenyum dan secepat kilat memeluk ayah angkat, mencium gemas pipinya, sambil berbisik di telinga.


"My heart just for you!"


"Gombal!"


"Hahaha ... gombale mukiyooo ...!" canda sang kemenakan mengurai pelukan sambil melelet menggodanya.


Pada saat bersamaan muncul sang bibi dari arah ruang lain. Melihat keceriaan suami dan kemenakan, Nadya pun ikut-ikutan tertawa.


"Hey ... kalian ceria banget! Memang sedang gurau apaan?" tanyanya.


"Ituuu ... Papa sedang tidak fokus, Ma! Lihat saja ... masak membaca koran, korannya terbalik! Ketahuan, kan? Hahaha ....!"


"Oohh ...!" pekik Prasojo baru menyadari keadaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun