Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tak Pernah Kuduga

6 Mei 2024   20:16 Diperbarui: 7 Mei 2024   03:40 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Mama tahu.. itu ruangan apa?" tanyanya.

"Ruang 28!" jawabku.

"Tahu tidak itu ruangan apa? Mama ngapain aja di situ? Ada menyentuh pasien? Bersalaman?" kejarnya.

Aku ceritakan apa adaanya seperti yang kualaami sebelumnya. Di situ ada dua pasien cowok, tapi aku belum sempat mengapa-mengapa. Datang langsung disambut teriakan pasien yang bilang aku gurunya, lalu dokter visite yang juga datang hampir bersamaan denganku. Dokter ini pun mengakui bahwa aku gurunya. Selanjutnya, ia langsung membimbingku ke luar ruangan.

"Siapa dokter visitenya?" tanya bungsuku.

"Albert ...!" kataku singkat.

"Ok. Besok akan kujumpai beliau di rumah sakit.  Kali lain jangan sembarangan besuk orang, ya Ma!" pesannya wanti-wanti.

Aku masih belum mengerti mengapa tidak boleh berkunjung.

"Ya, sudah kapan-kapan kuberi tahu. Aku ada acara ini!"  kata bungsuku mengakhiri pembicaraan.

Tiga hari kemudian telepon dari rumah barat masuk ke gawaiku. Kulihat bungsu sedang memanggil.

"Ya, Nak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun