Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sesosok Menyebalkan

27 April 2024   15:51 Diperbarui: 27 April 2024   15:54 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tidak mau disembur Pak Untung!" sembur Ijon.

"Ya, sudah nanti kita atur. Kalau dia lewat, kita ngumpet hingga nggak ada yang berkeliaran!" usulku.

Kami siap dengan berbagai alat perang-perangan. Ada senjata mainan, bisa pedang-pedangan, pistol-pistolan, atau sebangsanya. Wuahhh, membayangkan saja terasa luar biasa.

"Jangan lupa kita pakai topi daun nangka!" pesan Kamal.

"Bagus juga kalau muka kita dicoreng-moreng layaknya tentara latihan perang!" usulku.

"Ahahaha ... cocok, pasti makin seru!" sambut Ijon.

Sore  itu banyak tetangga yang terburu-buru mendatangai rumah Pak Untung yang berada di ujung kompleks. Bahkan, ada yang melarang kami bermain.

"Apa hubungannya?" tanya Sarman.

"Ayooo buyaaarrr! Jangan bermain! Pulang semua!" hardik seorang security.

"Yang suka nyembur tak datang, kini dihalau Satpam!" teriak Ubay.

 Terdengar pengumuman dari masjid seseorang telah meninggal dunia dan akan segera dimakamkan malam hari ini juga. Kami antusias mengapa pemakaman dilaksanakan malam hari sehingga berinisiatif untuk ikut menghadiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun