Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Lagu dalam Pembelajaran

21 April 2024   18:02 Diperbarui: 21 April 2024   18:19 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagu  anak-anak dapat mengemban beberapa fungsi sehingga dapat digunakan sebagai sarana dan sumber materi pembelajaran berbahasa di sekolah dasar. Dobson (dalam Pratiwi, 1984) menyebutkan lagu anak-anak termasuk ke dalam salah satu kelompok 'permainan bahasa'. Oleh sebab itu, penggunaan lagu anak-anak sebagai sarana pembelajaran berbicara memiliki beberapa keuntungan: (1) tidak memerlukan banyak waktu untuk menyiapkannya karena lagu anak-anak cukup tersedia dalam berbagai media, baik dalam media cetak maupun dalam media elektronik, (2) mudah digunakan, meskipun demikian anak perlu mendapatkan latihan intelektual yang memadai, (3) cukup pendek sehingga mencukupi waktu yang tersedia, (4) mampu menghibur anak-anak yang sudah jemu dan mulai payah, tetapi dapat  dikontrol sehingga tidak mengarah pada keadaan yang kacau, dan (5) tidak memerlukan banyak waktu untuk menilai hasilnya.

Lagu anak-anak juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber materi pembelajaran berbicara di sekolah dasar. Lirik lagu, termasuk lirik lagu anak-anak kaya dengan pesan, pengalaman, imajinasi, dan cita-cita penyairnya. Lirik lagu digubah dengan kata-kata terpilih dan tersusun secara apik sehingga dapat menggugah perasaan pendengar. Dilihat dari segi bahasa, lirik lagu mengandung berbagai lapis unsur bahasa: kosakata, bentukan kata, bentukan kalimat, dan wacana, serta maknanya. 

Oleh sebab itu, lagu dapat dimanfaatkan sebagai sumber penyusunan materi pembelajaran kosakata, bentukan kata, bentukan kalimat, dan wacana, serta makna berbagai lapis unsur bahasa tersebut. Hoffer (1984) menjelaskan, lagu anak-anak selain dapat mengembangkan minat, siswa dapat belajar berbahasa (kosa kata, tatabahasa, intonasi/pelafalan fonem) dengan perasaan bebas, senang, tanpa rasa tertekan.

Dalam artikelnya yang berjudul Developing Speech Habits with the Help of Song, Orlova (1997) menganggap lagu sebagai suatu alat yang efektif untuk pengajaran fonetik, tatabahasa, atau untuk memperkaya kosakata siswa. 

Lagu dapat menampilkan fungsi yang berbeda dalam pengajaran bahasa, dan dapat pula menjadi pendorong aktivitas percakapan (berbicara) di dalam kelas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lagu anak-anak dapat digunakan sebagai sumber materi pembelajaran dan sebagai sarana pelatihan berbicara. 

Pelatihan berbahasa dapat lebih mudah dilakukan karena siswa memiliki kecenderungan untuk menyanyikan lagu tersebut secara tepat, sesuai dengan irama atau nada lagu tersebut. Kecenderungan tersebut memberi peluang untuk melatih siswa berbicara secara tepat.

Penggunaan lagu sebagai sarana dan sumber pembelajaran berbicara memiliki beberapa manfaat tambahan. McDonald (1984) menjelaskan, lagu dan musik secara efektif dapat mencairkan/menghilangkan hambatan dalam latihan berbicara. Pendapat tersebut didukung  Maley (1987). Menurutnya, lagu memiliki irama dan pola tekanan yang diulang-ulang secara teratur sehingga akan membentuk kebiasaan berbicara dan memberikan fasilitas akan pencapaian atau pemerolehan keterampilan berbahasa. Aktivitas pembelajaran seperti itu lebih baik daripada sistem drill  yang  seringkali menjemukan, kurang memiliki daya tarik, dan kaku. Manfaat lain menurut Maley, lagu-lagu (dan puisi) dapat dijadikan atau dapat berperan sebagai pembangkit stimulus dan pemancing respons untuk segala kegiatan. Perwujudannya dapat dilakukan dengan bermain peran, kerja kelompok, dan penulisan kreatif.

Sama dengan karya sastra yang lain, lagu anak-anak memiliki tema yang pada umumnya berhubungan dengan kehidupan manusia (Maley, 1987). Untuk kepentingan pembelajaran berbicara, tema lagu-lagu  yang dipilih untuk sumber materi pembelajaran berbicara dapat dikembangkan ke dalam kegiatan yang lebih luas, seperti kegiatan tanya jawab, diskusi, sumbang saran, memparafrase, dan memprosakan isi lagu secara lisan atau tulisan. Hal ini berarti, pemanfaatan lagu anak-anak dalam pembelajaran berbicara memiliki fungsi strategis dan sangat bermanfaat untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, Supriyadi (1997) menyarankan perlunya memasyarakatkan pengetahuan tentang manfaat penggunaan musik/syair lagu dalam pembelajaran bahasa.

Lagu Anak-anak  dalam  Memotivasi Pembelajaran Berbicara

Perihal motivasi telah diuraikan antara lain bahwa dalam pembelajaran, motivasi merupakan faktor psikologis yang sangat penting, dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran. Sebagai faktor psikologis, motivasi merupakan energi penggerak dan pengarah aktivitas belajar pada tujuan belajar. Tinggi rendah motivasi ini dapat dilihat melalui fenomena dan performansi yang ditunjukkan oleh siswa. Performansi yang ditunjukkan oleh siswa yang memiliki motivasi tinggi, antara lain mengikuti pembelajaran dengan bersemangat, bergairah, antusias, dan senang.

Siswa usia sekolah dasar sedang mengalami masa menyenangi lagu anak-anak. (Dobson dalam Pratiwi, 1984; Jordan dan Mackay dalam Murphey, 1990). Oleh karena itu, penggunaan lagu anak-anak dalam pembelajaran dapat menimbulkan nuansa pembelajaran yang menyenangkan. Woodworth (dalam Purwanto, 1985) menyatakan bahwa sesuatu yang disenangi mendorong seseorang untuk mendekati/mencapainya. Artinya, sesuatu yang disenangi dapat mendorong munculnya motivasi. Lagu anak-anak disenangi oleh siswa, karena itu penggunaan lagu anak-anak dalam pembelajaran dapat menimbulkan suasana menyenangkan; dan pada akhirnya melalui suasana demikian  diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun