Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Untuk Sebuah Nama

30 Maret 2024   18:13 Diperbarui: 30 Maret 2024   18:13 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk Sebuah Nama

Ninik Sirtufi Rahayu

Rutinitas menyiapkan dana kuliah sang putra, siang itu Lita pulang dari tempat mengajar mengendarai mobil pribadi seperti biasa. Sebelum lanjut ke bimbel tempatnya menyambil, harus cari makan siang dulu di depot langganan. Iseng  dinyalakan radio sambil menunggu antrean traffic light di simpang lima. Terdengar syair lagu Pance Pondaag

Untuk sebuah nama, rindu tak pernah pudar

Oh, mimpi di mana dia dambaan hati

 

Biarlah hanya di dalam mimpi

Kita saling melepaskan rindu

Biarlah hanya di dalam mimpi ...

Senyum kecut menghias bibir mungilnya sambil menunggu lampu hijau di simpang tersibuk kotanya. Lekas ditepis nostalgia yang melintas sekilas.

"Tidak penting!" sergahnya. Nostalgia menyakitkan yang sering mengganggu di dalam kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun