"Sudah, Mas? Yuk, cepetan! Dik Nina ... kami pergi dulu, ya! Ada acara inaugurasi di kampus," tetiba Mbak Etik datang tergopoh-gopoh ke indekosku.
Dia datang tanpa kuundang tepat pada situasi kacau sehingga cukup mengagetkan.
Dengan busana rapi dan elegan, rambut sepinggang tergerai indah, diteriakkan panggilan untuk Mas Yus. Bertepatan dengan pamitnya yang belum sempat kujawab.
Sejenak kemudian, Mbak Etik segera menggamit lengan kiri Mas Yus. Mereka berdua pergi meninggalkan halaman indekos yang bertabur tabebuya pink. Keduanya bergandengan tangan meninggalkanku yang masih mematung dengan sejuta tanda tanya.
Tinggal punggungnya saja yang tampak melintasi kelokan gang. Sementara, tangan Mbak Etik yang bergelendot manja di pundak Mas Yus masih bermain di ruang netra. Kembali ringtone lagu Mahendra mengudara ... terdengar kembali sayup penggal lagu itu mengisi ruang dengar mengaduk-aduk relung hatiku. Arrggghhh, ....
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H