Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pura-pura Lupa

30 Maret 2024   09:34 Diperbarui: 30 Maret 2024   09:37 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Gampang kok, Mbak. Mbak beli saja dulu bahannya untuk berlatih, ya. Yang  dari plastik saja dulu. Nanti kalau sudah mahir bisa mengambil pekerjaan di Bu Yonas!" saranku.

"Mau, Dik! Di mana beli bahannya?"

"Ada Mbak di toko tertentu di Pecinan!"

"Anter aku ya Dik, please!"

Hari itu juga, atas rengekan Mbak Etik aku pun mengantar membeli perlengkapan sulam kruistik dengan mengendarai motor teman. Hal ini kulakukan untuk mempermudah transportasi karena untuk menuju pertokoan tersebut harus mengendarai dua jalur angkot.  Harus ganti jalur dua jenis rute angkot yang berbeda. Ribet, 'kan?

Entahlah, aku tak tahu alasan mengapa Mbak Etik tiba-tiba  saja ingin diajari sulam kruistik, padahal dia tidak sedang kesulitan ekonomi sepertiku. Kalau aku, melakukan aktivitas positif ini memang bertujuan untuk menambah uang saku yang tidak kuperoleh dari kakek nenek. Jangankan uang saku, uang bulanan indekos saja Senin Kamis. Masih beruntung jika ayah kandung yang kebetulan sekota denganku itu memberi dana segar. Namun, karena beliau pun hanya pensiunan veteran, aku tidak berharap banyak dari ayah.

Akhirnya mengajari sekitar semingguan Mbak Etik sudah lancar dan langsung bisa mengambil pekerjaan di Bu Yonas. Sebagai pemula, Mbak Etik memperoleh bagian mengeblok satu warna saja, tidak mengikuti pola berbagai warna benang sepertiku. Tampak sekali Mbak Etik menikmati hobi barunya. Aku pun ikut bahagia. Ternyata, bahagia itu tidak harus memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis. Membuat sahabat bahagia pun berimbas kepada kita.

***

Sabtu sore itu aku tidak sedang mengerjakan kruistik, tetapi mencoba beralih ke sulam pita di teras depan. Ketika sedang mencocokkan antara pajanan teori di buku yang kubeli dengan kain, pita, dan benang warna senada, tiba-tiba Mas Yus datang ke indekosku. Dibawakannya aku keripik jagung gepeng kesukaan. Tentulah kaget sekali aku karena sudah hampir satu semester tidak berjumpa dengannya. 

"Boleh aku duduk, Dik?" sapanya tersenyum tipis.

Aku masih tidak percaya dengan penglihatanku. Penampilannya jauh berbeda! Kulit hitamnya kian pekat, cambang dan berewok begitu lebat, seperti tentara berbulan-bulan berada di hutan. Rambutnya memang tidak segondrong beberapa bulan silam. Cenderung dipotong cepak semimiliter. Lumayan gagah, sih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun