Mohon tunggu...
Ninid Alfatih
Ninid Alfatih Mohon Tunggu... Guru - ibu 3 anak

just a reader

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pope's Exorcist (2023): Sisi Kelam Gereja Abad Pertengahan

13 September 2023   09:26 Diperbarui: 13 September 2023   10:12 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Jabatan pastor Gabriele baru saja dipermasalahkan, karena salah seorang petinggi gereja tidak percaya terhadap keberadaan setan. Sehingga jabatan kepala eksorsisme dianggap tak lagi diperlukan.
"Jika tidak percaya adanya setan, mengapa harus ada gereja?"  sanggah Gabriele.

Pada saat yang sama, Sri Paus sedang merisaukan keberadaan bekas biara dan gereja San Sebastian di Spanyol. Sri Paus memerintahkan Gabriele untuk memeriksa sebuah biara di Spanyol, karena ditengarai mengandung energi jahat yang sangat tinggi. Di sana, bersama dengan pastor setempat, Esquibel, mereka berhadapan dengan setan penjaga neraka yang merasuki Henry, dan kemudian Amy. Iblis yang merasuki Henry hanya mau berhadapan dengan Gabriele, dengan tujuan mengilfrintasi pusat gereja Vatikan, sebagaimana dia lakukan kepada rahib Ojada.

Gabriele mengasumsikan bahwa sejak 1475, saat rahib Ojada kerasukan hingga inkuisisi berlangsung, banyak keputusan penyiksaan dipengaruhi Iblis.
Di titik ini, kita mengakui fakta betapa mudahnya institusi agama disusupi bahkan oleh musuh terbesarnya melalui jalan kebencian dan permusuhan yang diatasnamakan agama.

Kedua pastor diombang-ambingkan hatinya agar lemah dan kalah dalam pertarungan. Iblis bukan hanya menyerang secara fisik, tapi juga sisi terdalam kelemahan manusia,  yakni hati dan fikiran.

Pada akhirnya kekuatan hati dan imanlah yang memenangkan pertempuran tersebut.

Yang menarik dari sisipan cerita ini adalah ada semacam kekejian yang diakui oleh kisah yang disampaikan Gabrielle Amorth bahwa ada keterlibatan iblis dalam semua keputusan gereja saat inkuisisi berlangsung.

Maka menjadi relevan untuk dipertanyakan ketika agama yang mengajarkan nilai kebaikan dan kasih sayang, berubah menjadi legitimator yang menyebarkan permusuhan dan kebencian.

Adakah Iblis dibaliknya?

Walaupun terkesan asumtif dan apologis, tapi Gabriele membantu cara pandang yang lebih mudah untuk memahami bagaimana kisah kelam terjadi di institusi yang dianggap suci.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun