Mohon tunggu...
Ning Ayu
Ning Ayu Mohon Tunggu... Guru - Pengawas SMP Kabupaten Bogor

Ning Ayu alias Taty Rahayu, Pengawas SMP Kabupaten Bogor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jodohku

26 April 2020   21:07 Diperbarui: 26 April 2020   21:11 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lalu, kau menikahi perempuan pilihan ibu dan membiarkan aku menunggu tanpa berita?”. Mas Gilang tak mampu menjawab. Ia tahu bagaimana terlukanya aku waktu itu, tapi waktu tak bisa diputar ulang. Mas Gilang menghentikan makannya dan matanya tajam menatapku.

“Ku dengar kamu juga menikah dengan lelaki pilihan bapakmu?”. Mas Gilang mencoba menghentikan kisah masa lalunya. Pertanyaan mas Gilang sempat membuatku terperanjat. Hiruk pikuk dan lalu lalang tamu yang keluar masuk tak menganggu obrolan kami. Suhu udara ber-AC di ruangan tempat kami makan pun berubah menjadi panas.  Bisa jadi karena hati kami berdua yang mendidih. Aku tersenyum, mas Gilang pun demikaian.

“Ya, hampir sama dengan dirimu”. Jawabku sambil meneguk just Jambu.

“Kau pasti bahagia”. Mas Gilang terus menatapku hingga aku sedikit grogi. Entahlah aku seperti kembali pada masa Sembilan belas tahun silam.

“Pernikahanku tak semulus jalan tol”. Jawabku

“Maksudmu?”

“Aku mengajukan gugutan pisah  terhadap mas Aditya”.

“Mengapa Wik?’. Tanpa sadar mas Gilang mengenggam tanganku.

“Mungkin jodohku dengan mas Adit hanya sampai di sini. Kau sendiri mengapa masih betah menduda?”.

“Putriku, belum mau ada pengganti ibunya”. Jawabnya lirih hampir tak terdengar.

“Tapi kau butuh pendamping untuk teman hidup mas?”.  Nada suaraku sedikit naik, enam tahun mas Gilang hidup tanpa pendamping sejak istrinya meninggal. Hal ini bukan waktu yang singkat. Mas Gilang telah begitu sabar dan setia dengan mendiang isrtinya.  Kami sama-sama diam. Hati kami sibuk  dengan perasaan masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun