Mohon tunggu...
Ning Ayu
Ning Ayu Mohon Tunggu... Guru - Pengawas SMP Kabupaten Bogor

Ning Ayu alias Taty Rahayu, Pengawas SMP Kabupaten Bogor

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sketsa Cinta Biru

1 Maret 2017   16:51 Diperbarui: 2 Maret 2017   02:00 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kau masih seperti dulu Laras……manis.!”

“Kau juga, tetap sebagai sosok lelaki penyabar, tambah keren lagi…..heeee perutnya yang keren, tambah ‘ndut” he he he.. kami tertawa berdua.

Kami berdua tertawa lebar. “Benar ….kata Tito, bila hari ini adalah hari bersejarah,” Ku kira kau sudah jadi Mumi Mas…”  lanjutku sambil merapikan blaptop dan diktat-diktak pelatihan. Ok, kita ketemu di lobi malam ini yach…Ia hanya menggangguk dan tersenyum. Senyuman yang sudah sangat lama, lama sekali……

***

Udara kota Batu Malang terasa dingin malam itu, kerlip lampu di sekitar areal hotel bagai kunang-kunang yang menari. Aku duduk di sudut lobi depan agar tetap mampu memandang ruas jalan Batu. Ku tatap langit jingga yang bersih bersinar karena temaram sinar Bulan Purnama, dan hanya ada satu bintang berlawanan orbit dengan bulan, saling diam dan pamer cahaya unjuk berebut simpati. Aku serasa terbangun dari tidurku. Aku tak sadar angin kota ini membawaku pada mimpi, mimpi pada cerita masa lalu yang seperti tak bertepi.

“Maaf, aku telah membuatmu lama menunggu”, suaranya parau hampir tak terdengar.

          “Tak apa,” jawabku singkat sambil terus menatap langit berhias sinar bulan dan kerlip bintang.

          “Aku ke dokter dulu” sayup kudengar suara mas Tito sangat lirih hampir tak terdengar.

          “Kau lupa ya? Kan aku seorang Dokter Mas?”. “Yuk sebentar kita ke lobby dulu saja, biar aku periksa di sana”. Kemudian ku periksa dan ku beri persediaan obat yang ada selalu di dalam tas kerjaku.  

          “Ahhh kau sakit Mas??” aku membalikan tubuh dan mendekati dirinya, ku sentuh dahinya sedikit panas. Dan setelah ku periksa, nampak ada sedikit peradangan pada tenggorokannya.

          “Kembali saja ke kamarmu, kau harus istirahat, kita masih dua hari lagi di sini, jangan kuatir kalah tender. Ku pastikan rumah sakit tempatku bekerja akan memesan dan mengorder alat-alat kesehatan dari perusahaanmu, untuk itu  kau harus sehat, kegiatan besok cukup padat”. Ku coba menutupi rasa kuatirku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun