Saat saya bertanya, "Bukankah teknologi juga bisa menjadi guru?", Ustadzah Ninien tersenyum memahami, dan dengan tenang menjawab, "Memang, teknologi bisa menggantikan sebagai seorang guru. Tetapi, apakah teknologi dapat mengajarkan adab-adab yang telah guru contohkan secara nyata?" Jawaban ini mengandung makna yang sangat dalam. Meskipun teknologi memiliki potensi besar dalam menyampaikan materi pendidikan, ia tidak bisa menggantikan peran guru dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang sangat penting dalam kehidupan seorang siswa. Teknologi tidak bisa memberikan keteladanan langsung, tidak bisa memperlihatkan nilai-nilai adab yang diperankan oleh seorang guru, seperti kesabaran, empati, dan kebijaksanaan dalam menghadapi siswa. Oleh karena itu, meskipun teknologi bisa menjadi alat bantu yang sangat efektif, tetap saja peran guru dalam mentransfer ilmu dengan cara yang lebih holistik dan menyentuh hati tidak bisa tergantikan.
Saat saya bertanya lebih lanjut mengenai apakah beliau merasa bangga dengan pencapaian murid-muridnya, Ustadzah Ninien menjawab dengan senyum tulus dan anggukan kepala. "Setiap anak memiliki kesuksesannya tersendiri, tidak ada yang tidak menjadi sosok yang sukses," ujar beliau. Pernyataan ini mencerminkan filosofi beliau sebagai pendidik yang melihat setiap siswa sebagai individu yang unik dengan potensi masing-masing. Bagi Ustadzah Ninien, kesuksesan bukan hanya diukur dari nilai akademik, tetapi dari bagaimana seorang siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang baik, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan hidup. Kesuksesan bagi beliau adalah tentang memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menemukan jalan mereka sendiri, mengatasi kesulitan, dan meraih prestasi dengan cara mereka masing-masing.
Dalam perjalanan beliau sebagai seorang pendidik, Ustadzah Ninien tidak hanya membentuk karakter para siswa, tetapi juga menanamkan rasa percaya diri dan semangat untuk terus belajar. Keberhasilan para siswa, bagi beliau, bukan hanya soal pencapaian materi, tetapi juga bagaimana mereka tumbuh menjadi individu yang berguna bagi masyarakat dan memiliki karakter yang kuat. Itulah sebabnya beliau selalu memberikan dorongan kepada siswa-siswi untuk percaya pada potensi mereka sendiri, karena setiap anak, di mata beliau, adalah sosok yang berharga dan mampu meraih kesuksesan di jalannya masing-masing.
Ustadzah Ninien Rochmawati adalah contoh nyata dari seorang pendidik yang memahami betul bahwa pendidikan tidak hanya melibatkan aspek kognitif, tetapi juga moral dan sosial. Beliau mengajarkan kita bahwa pendidikan yang sesungguhnya adalah pendidikan yang menggabungkan pengetahuan dengan pengembangan karakter, dan di atas semua itu, hubungan antara guru dan murid adalah fondasi utama dari proses belajar yang efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H