Mohon tunggu...
Ninda Ardhita
Ninda Ardhita Mohon Tunggu... Novelis - Pecinta Sastra

Penulis Fiksi, Tips, Fashion, Binatang, Kosmos, dan Sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Asmarandana Bhadrika Dharma

6 Desember 2023   09:25 Diperbarui: 6 Desember 2023   09:32 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda jauh dengan Samahita yang diam-diam licik. Ahh.. Samahita. Aku tidak menampik jika aku terkadang merindukannya. Mengingat kami berdua sejak kecil berteman begitu erat. Namun ketika aku berniat kembali berteman dengannya, hatiku menolak mentah-mentah.

Aku mengingat bagaimana mata-mataku menemukan berbagai bukti bahwa selama ini Samahita yang terhormat di kerajaannya dengan sukarela menjajakkan tubuhnya pada para prajurit bahkan pelayan di kerajaannya. Aku tidak habis pikir telah hampir menikahi sosok liar seperti Samahita.

Helaan napas kembali kukeluarkan. Tiba-tiba aku mendengar suara tawa kecil bak rintikan lembut embun. Aku kembali menatap wanita yang entah sejak kapan ikut tertidur di sampingku.

"Kau terlihat jelek jika tengah berpikir keras terlalu keras, calon prabu."

Aku tertawa bukan hanya karena candaan manisnya. Namun juga karena merasa gemas mendengar suara kikikan tawanya yang bahkan membuat kudaku merasa nyaman mendengarnya.

Aku dan wanita ini bukan sepasang kekasih. Bukan pula suami dan istri. Entah kami itu apa. Bagiku, ia bagaikan ramuan yang menyembuhkan lukaku hingga tak berbekas. Hanya karena mendengar celaan dari mulut tajam dan manisnya, aku dapat tersenyum. Entah perasaan apa yang tengah aku terka. Yang aku rasakan bahkan tidak dapat kutulis dalam berapa kitab atau mungkin jutaan kitab. Ini terlalu rumit untuk aku suratkan. Telalu terang untuk aku jabarkan. Serta terlalu sejuk jika aku menceritakannya.

------+++------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun