"Diam! Jangan ribut! Jangan coba- coba menipu kami," bentak si baju hitam.
"Pak ... aku haus. Tolong berikan minum. Nanti kalau aku mati di sini bagaimana?" tanyaku sambil berakting lemas.
"Berikan air minum kamu! Lihat gadis itu lemas!" ujar si baju biru. Si baju hitam memberikan satu botol mineral yang sedang dipegangnya kepadaku. Sedangkan aku hanya menatapnya.
"Bagaimana aku bisa minum, tanganku terikat," gerutu aku sambil memperlihatkan tangan.
"Nih! Aku suapi saja," ujar si baju hitam sambil megarahkan botolnya ke mulutku.
 Aku pura- pura  tersedak. Pras menganggukkan kepalanya tanda dia sudah melepaskan ikatannya. Tinggal ikatan kaki saja yang harus dilepaskan.
Suara hand phone si baju biru terdengar kencang. Dia tampak sedang menerima telepon sambil menganggukkan kepalanya.
"Siap, Bos! Kami akan membantu mereka,' ujar si baju biru. Mereka meninggalkan Gudang dengan terlebih dahulu mengunci ruangan ini. Aku menarik nafas lega. Pras juga terlihat senang karena kepergian kedua orang itu. Tinggal menunggu waktu agar kami kabur dari sini. Namun, bagaimana caranya bila pintu gudang ini tertutup rapat.