Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Air Mata Belantara (Bagian 2)

23 Oktober 2023   09:11 Diperbarui: 23 Oktober 2023   09:27 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Diam! Jangan ribut! Jangan coba- coba menipu kami," bentak si baju hitam.

"Pak ... aku haus. Tolong berikan minum. Nanti kalau aku mati di sini bagaimana?" tanyaku sambil berakting lemas.

"Berikan air minum kamu! Lihat gadis itu lemas!" ujar si baju biru. Si baju hitam memberikan satu botol mineral yang sedang dipegangnya kepadaku. Sedangkan aku hanya menatapnya.

"Bagaimana aku bisa minum, tanganku terikat," gerutu aku sambil memperlihatkan tangan.

"Nih! Aku suapi saja," ujar si baju hitam sambil megarahkan botolnya ke mulutku.

 Aku pura- pura  tersedak. Pras menganggukkan kepalanya tanda dia sudah melepaskan ikatannya. Tinggal ikatan kaki saja yang harus dilepaskan.

Suara hand phone si baju biru terdengar kencang. Dia tampak sedang menerima telepon sambil menganggukkan kepalanya.

"Siap, Bos! Kami akan membantu mereka,' ujar si baju biru. Mereka meninggalkan Gudang dengan terlebih dahulu mengunci ruangan ini. Aku menarik nafas lega. Pras juga terlihat senang karena kepergian kedua orang itu. Tinggal menunggu waktu agar kami kabur dari sini. Namun, bagaimana caranya bila pintu gudang ini tertutup rapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun