Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen Pamali

20 Juli 2023   22:52 Diperbarui: 20 Juli 2023   23:16 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi by Canva

"Menurut teman- temannya,  gadis ini terpental ke jalan saat mengendarai motor, Dok. Kepalanya terbentur aspal dan banyak mengeluarkan darah," jelas suster itu.

"Sudah berapa lama dia pingsan?" kembali dokter itu bertanya.

"Satengah jam yang lalu menurut keterangan mereka," papar Suster lagi.

Kemudian dokter itu meminta keluarga Sekar untuk menemuinya. Aku mengatakan jika keluarga Sekar berada di luar kota. Sebagai anak rantau, Sekar hanya dekat dengan kami, sahabat-sahabatnya. Akhirnya Suster itu mengajakku untuk menemui dokter.

"Begini Dik, kami akan melakukan tindakan selanjutnya. Cedera pasien tidak terlihat dan harus melakukan CTScan. Tindakan itu untuk mengetahui cedera yang dialami pasien ringan, sedang atau berat. Kami khawatir ada luka dalam bagian otak yang tentunya akan membahayakan jiwa apalagi temanmu mengeluarkan darah saat terjatuh dan langsung pingsan," jelas dokter panjang lebar.

"Lakukan yang terbaik untuk teman saya, Dok. Saya mohon selamatkan dia. Saya sedang menghubungi orang tua Sekar. Kini mereka sedang dalam perjalanan dari Cirebon," pintaku memberanikan diri.

Setelah itu, aku kembali ke tempat teman- teman berada.

"Ini gara- gara Sekar tidak mau mendengarkan nasihatku," ujar Bayu sambil menatapku.

"Maksudmu ...?" tanyaku sambil memandang Bayu tak mengerti.

"Kita tadi berada di kebun teh, kan. Nah ... aku melihat Sekar sedang berfoto ria bertiga bareng Zidan dan Dika. Aku sudah larang mereka berfoto bertiga karena pamali." Bayu menjelaskan dengan memandangku serius.

"Maksudmu ...? Aku tidak paham?" Aku memandang Bayu seraya menuntut penjelasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun