Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen 'Kun Fayakun, Jadi maka Terjadilah'

11 Januari 2023   01:09 Diperbarui: 11 Januari 2023   01:13 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aisyah menangis tersedu-sedu. Dia tak kuasa membayangkan apa yang terjadi dengan Bunda apalagi dihubungkan dengan mimpinya. Semalam Asiyah bermimpi tentang Bunda yang menggunakan baju putih dan pergi meninggalkannya.

"Lakukan yang terbaik buat, Bu Vania, Dokter. Berapa pun biayanya Insyaallah kami siapkan," ujar Rangga sambil merangkul Aisyah yang terus menangis.

"Kami akan melakukan operasi. Oleh karena itu, kami membutuhkan persetujuan dari pihak keluarga pasien. Bagaimana, Mbak?" tanya Dokter Gunawan meminta persetujuan Aisyah.

Aisyah bingung. Seharusnya Ayah berada di sini untuk memberikan persetujuan. Biar bagaimana pun, Bunda adalah istri ayah. Aisyah meminta izin untuk menelepon ayahnya, tetapi ayahnya tetap tak berhasil dihubunginya.

Sejak Ayah selingkuh, Aisyah jarang pulang ke rumah dan menemui Bunda dan dirinya. Aisyah tahu sakitnya hati Bunda mendapat perlakuan tidak adil dari suaminya sendiri. Ayah sudah tak sayang lagi pada kami khususnya Bunda. Buktinya selalu ada pertengkaran jika mereka bertemu.

Aisyah mencoba untuk menghubungi Ayahnya kembali. Namun, lagi-lagi telepon itu tak bersambut.

"Baiklah! Saya akan menandatangani surat itu, Dokter. Lakukan yang terbaik untuk ibu sya, Dok. Please, sembuhkan ibu saya," pinta Aisyah memelas. Dokter Gunawan menganggukan kepala.

Setelah mendengarkan penjelasan dokter dan menandatangani surat persetujuan tindakan operasi, Aisyah dan Rangga kembali ke ruang ICU. Di sana sudah ada Mbok Nah dan Pak Ujang.

Selanjutnya mereka bertiga duduk di bangku depan ruang ICU. Sebentar lagi Bunda akan dibawa ke ruang operasi yang bersebelahan dengan ruang ICU.

Pak Ujang disuruh Rangga untuk membeli minuman dan makanan buat mereka. Aisyah terduduk lesu. Hatinya terpuruk kini setelah melihat kondisi Bunda. Entah apa yang akan terjadi dengan Bunda.

Aisyah harus pasrah menghadapi setiap iradah-Nya meskipun itu kemungkinan yang terburuk sekali pun. Sayangnya, Ayah tidak hadir di sini untuk menguatkan hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun