Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menumbuhkan Budaya Positif di Lingkungan Sekolah

13 November 2021   09:33 Diperbarui: 14 November 2021   08:22 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SDN 03 Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (7/4/2021) (DOK. KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Anak anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. (Ki Hajar Dewantara)

Guru memiliki peranan yang penting dalam kehidupan suatu bangsa. Karena kualitas pendidikan sangat berpengaruh pada kualitas suatu bangsa, guru harus memiliki kompetensi untuk menjalankan tanggung jawabnya. 

Guru memiliki tanggung jawab untuk mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan dan memberikan penilaian dalam proses pendidikan.

Di Indonesia guru pun memiliki tugas yang mulia sebagai garda terdepan pelaksana pendidikan yang menyentuh langsung para generasi muda. 

Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan tanggal 25 November selain sebagai HUT PGRI juga sebagai Hari Guru Nasional.

Guru memiliki tugas yang sangat penting yaitu mendidik. Kata mendidik memiliki makna yang sangat luas. 

Dalam KBBI mendidik adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Berdasarkan pengertian itu, guru bertugas mendidik karakter para siswa. Tugas ini tentu saja bukan tugas yang sangat mudah karena berkaitan dengan pembentukan karakter yang dimiliki para siswa yang beragam masing-masing individu.

Salah satu karakter positif yang selalu diajarkan oleh guru adalah disiplin. Makna disiplin itu kerap dikaitkan dengan sikap taat para siswa pada peraturan atau tata tertib yang dibuat sekolah. 

Menurut Suharsimi Arikunto (1980:114), pengertian disiplin adalah suatu kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya tanpa adanya paksaan dari pihak luar.

Menurut Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, 2001 yang dikutip dari modul calon guru penggerak tahun 2021, menyatakan bahwa arti dari kata disiplin berasal dari bahasa Latin, 'disciplina', yang artinya 'belajar'. 

Kata 'discipline' juga berasal dari akar kata yang sama dengan 'disciple' atau murid/pengikut.

Menurut Diana untuk menjadi seorang murid, atau pengikut, seseorang harus paham betul alasan mengapa mereka mengikuti suatu aliran atau ajaran tertentu, sehingga motivasi yang terbangun adalah motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.

Dengan definisi tersebut guru harus mampu memotovasi siswa agar memiliki kesadaran diri untuk melakukan kepatuhan tanpa perlu ada paksaan.

Untuk memotivasi para siswa tersebut, guru harus pandai mengondisikan para siswa agar mau berdisiplin tanpa dipaksa. 

Cara jitu menumbuhkan kesadaran intrinsik siswa agar mau melaksanakan disiplin tanpa paksaan adalah dengan menciptakan budaya positif di sekolah.

Cara Menumbuhkan Budaya Positif di Sekolah

Ubahlah paradigma guru tentang disiplin diri yang ada pada siswa

Tujuan guru mendidik adalah menciptakan para siswa yang memiliki disiplin diri sehingga mereka melakukan tindakan yang mengacu pada nilai-nilai kebajikan. 

Namun tanpa kita sadari disiplin itu diterapkan dengan cara dipaksakan. Ada beberapa tipe karakter siswa yang melakukan disiplin diri yang harus dipahami guru, yaitu:

  1. Siswa bersedia menjalankan disiplin karena dia takut pada hukuman yang akan diberikan guru. Dia memilih zona nyaman agar tidak terkena hukuman.
  2. Siswa menjalankan disiplin karena ingin mendapat pujian dari guru atau orang lain.
  3. Siswa yang selalu menjalankan disiplin karena sesuai keinginan sendiri karena mereka percaya dengan menjalankan disiplin mereka juga menghargai dirinya sendiri/

Dari ketiga tipe karakter siswa, karakter ketigalah yang harus bisa dikembangkan guru. Guru harus berupaya menumbuhkan kesadaran internal siswa tentang pentingnya disiplin.

Hapuskan kata hukuman (punishment) dan ubah menjadi kosekuensi

Tanpa disadari guru kerap menjadi penghukum atas tindakan siswa yang dianggap tidak disiplin, contohnya seorang siswa terlambat datang ke sekolah. 

Kemudian dia dimarahi guru dengan kata-kata kasar tanpa bertanya apa sebab dia terlambat. 

Kemudian siswa tersebut diberi hukuman dengan tindakan membersihkan toilet. Apa yang dirasakan oleh siswa tersebut? 

Siswa merasa dipermalukan dan akhirnya akan menimbulkan rasa marah dan dendam. Yang terjadi kemudian siswa tidak mau menjalankan peraturan, mau seenaknya sendiri.

Jika guru bijaksana, selayaknya dia menanyakan terlebih dahulu apa sebab siswa tersebut terlambat. Kemudian ubah hukuman menjadi konsekuensi.

Apa beda hukuman dan konsekuensi?

Untuk membedakan keduanya saya akan memberikan contoh cerita. Ani menumpahkan makanan di lantai sehingga lantai kotor oleh ceceran makanan. Kemudian Ani disuruh untuk membersihkan ceceran makanan itu sendiri. 

Apa yang dilakukan ibu kepada Ani itu adalah konsekuensi karena Ani sudah menumpahkan makanan. 

Jika ibu tidak akan memberikan uang jajan selama seminggu kepada Ani yang sudah menumpahkan makanan, maka tindakan ibu tersebut berupa hukuman.

Jadi konsekuensi adalah akibat yang dirasakan anak secara langsung dari perbuatan yang baru saja dilakukan. 

Konsekuensi mengajarkan anak untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Sedangkan hukuman adalah tindakan yang dibebankan kepada seseorang atas pelanggaran terhadap peraturan, norma, atau otoritas yang berlaku. 

Hukuman biasanya menyisakan perasaan tidak nyaman kepada anak dan akan berakibat buruk pada psikisnya. Jadi guru sebaiknya mengubah hukuman yang diberikan kepada siswa menjadi sebuah konsekuensi.

Misalnya ada siswa yang tidak mengerjakan PR, maka konsekuensi yang diberikan adalah siswa harus mengerjakan PR tersebut di perpustakaan. Bukan malah memberikan hukuman lari keliling lapangan yang jelas mempermalukan siswa.

Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan di sekolah

Suasana belajar yang menyenangkan dapat menumbuhkan sikap positif para siswa. Komitmen-komitmen yang dibuat bersama-sama baik di lingkungan kelas maupun sekolah secara umum memberikan keyakinan kepada siswa. 

Keyakinan itu yang akan mendorong secara internal dalam dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan menjalankan norma-norma baik.

Jadilah guru yang berperan sebagai manajer

Seorang guru harus mampu menjadi manajer yang baik. Guru yang memiliki kemampuan manajerial yang baik akan menjadikan dirinya sebagai mentor, fasilitator bagi para siswa sehingga para siswa dapat menemukan solusi dari permasalahannya sendiri. 

Guru mengarahkan para siswa menjadi manajer bagi dirinya sendiri. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menguatkan keyakinan para siswa terhadap tindakan yang dilakukannya. 

Penguatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan karakter baik para siswa. Ada proses diskusi antara guru dan siswa. 

Siswa akan menyadari kesalahan yang dilakukannya dari hasil diskusi dan refleksi dirinya. Jika kesadaran itu tumbuh, siswa akan memperbaiki kesalahan yang dilakukannya.

Biasakan melakukan resistusi kepada siswa

Dikutip dari modul calon guru penggerak tahun 2021, restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)

Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).

Jika proses resistusi dijalankan secara terus menrus lambat laun para siswa akan memiliki kesadaran dan keyakinannya sendiri. Penguatan akan terus dilakuka karena resistusi dijalankan secara terus menerus.

Tugas guru memang sangat berat karena di tangan para guru generasi muda bangsa ini dipertaruhkan. Guru adalah profesi yang sangat mulia meski tak mendapat tanda jasa. 

Hidup Para Guru Indonesia. 

Selamat Hari Guru! Jayalah Guru Indonesia

Referensi: Tim Penyusun Kemendikbud. 2021. Modul Calon Guru Penggerak. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun