Mohon tunggu...
Rafael Hutagaol
Rafael Hutagaol Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan nama saya Rafael Hutagaol saya adalah mahasiswa dari universitas palangkaraya, saya berasal dari bekasi. hobi saya adalah bermain bola, futsal, dan badminton, sekian deskripsi singkat tentang saya, Terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Biaya Produksi dan Cara Menentukan Harga Jual Sepatu Terhadap Perusahaan X, Dengan Menggunakan Kurva Penawaran

16 November 2022   14:45 Diperbarui: 16 November 2022   14:45 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kurva penawaran (Dok. pribadi)

ARTIKEL INI DIBUAT OLEH MAHASISWA/I UNIVERSITAS PALANGKARAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

RAFAEL HUTAGAOL|NINA TITIRAI TAMBUNG|PUTRI|MONALISA|M.SHOLEH ANSHORIE|

PUTRI WAHYUNI|REGI APRIYAN|MAULANA AFWANNUR|NOVELINA MARGARETHA|MIA NUR SABNAH

 

Saat menjalankan sebuah bisnis banyak hal yang harus disiapkan dan diperhitungkan, salah satunya adalah biaya produksi. Biaya produksi merupakan komponen penting dalam suatu penyusunan suatu harga jual dan berguna untuk mengetahui keuntungan suatu perusahaan. Selain itu biaya produksi dibutuhkan untuk membantu perusahaan melakukan analisis dan evaluasi laba dan  rugi, agar laporan keuangan perusahaan dapat tersusun dengan baik.

Sebelum kita masuk ke analisis biaya produksi nya kita harus tahu terlebih dahulu apasih biaya produksi itu. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan atau badan usaha yang digunakan untuk mengelola barang mentah menjadi barang jadi. Biaya produksi memiliki 3 unsur diantaranya yaitu, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Biaya bahan baku merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli material yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar jasa tenaga kerja. Dan biaya overhead pabrik adalah biaya yang tidak dikaitkan dengan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi 

Secara spesifik biaya produksi memiliki faktor yang memperngaruhi yaitu:

1. Demand ( Permintaan )

Jika produk yang dihasilkan suatu perusahaan mencapai titik kesuksesan yang diharpkan perusahaan, maka permintaan produknya juga meningkat. Untuk memenuhi permintaan konsjumen yang meningkat, perusahaan akan membeli banyak persedian bahan baku. Dengan profit yang di dapat oleh perusahaan dari meningkatnya perimintaaan     produksi,

perusahaan menggunakan keuntungan dari konsumen baru untuk mempertimbangkan peningkatan biaya produksi.

2. Teknologi

Berkembangnya teknologi membantu proses produksi dengan lebih cepat dan akurat yang dilakukan mesin. Mesin atau alat lainnya adalah aset perusahaan yang akan mengalami depresiasi. Saat ini banyak sekali yang menggunakan mesin untuk kegiatan manufaktur daripada tenaga kerja manusia.

3. Suku Bunga

Suatu perusahaan ketika melakukan proses produksi mengeluarkan biaya tidak langsung meminjam dana dari bank maupun lembaga keuangan lain. Jika ada kenaikan suku bunga, maka jumlah pinjaman yang harus dibayar juga akan semakin tinggi. Suku bunga yang dipinjamkan perusahaan memiliki nilai yang naik atau turun, maka dari itu perusahaan perlu memperhitungkan fluktuasi suku bunga ketika melakukan pencatatan laporan keuangan dengan akurat.

4. Kurs

Kurs juga mempengaruhi biaya produksi pada perusahaan karena jika sebuah perusahaan impor bahan material dari luar negeri pada saat nilai kurs sedang turun, maka perusahaan dapat membuat produknya murah, begitu juga sebaliknya jika kurs sedang naik, maka biaya produksi yang dikeluarkan meningkat.

5. Pajak

Pajak merupakan salah satu komponen pada biaya overhead perusahaan. Tinggi rendahnya tarif pajak tergantung dari kebijakan pemerintah atau faktor lainnya seperti, jika perusahaan memperkerjakan karyawan baru, menambah beberapa produksi asuransi, dan lain-lain yang dapat meningkatkan pengeluaran biaya produksi.

6. Biaya Material

Biaya material diperlukan perusahaan untuk pembuatan produk tersebut, biaya material dapat naik turun yang dipengaruhi oleh waktu, dan keterbatasan persediaan yang ada.  Misalnya, ketika harga daging sapi mengalami kenaikan harga, disebabkan adanya penyakit/virus yang membuat sapi banyak mati sia-sia, hal tersebut mempengaruhi kepada perusahaan yang membutuhkan daging sapi dan akan  mengeluarkan biaya produksi lebih tinggi karena adanya kenaikan harga.

Contoh analisis:

PT. x  merupakan perusahaan di bidang fashion yaitu sepatu. Pada awal bulan, PT. X memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp. 10.000.000 dan persediaan bahan setengah jadi senilai Rp. 20.000.000 Agar memperlancar proses produksi, PT. X menggunakan 8 tenaga kerja yang digaji Rp 1.500.000 tiap orangnya.

Pada periode yang sama, PT. X memiliki stok bahan senilai Rp 15.000.000. Untuk produksi sepatu , PT. X memutuskan untuk membeli persediaan bahan baku mentah sebesar Rp. 40.000.000 Dalam pembelian bahan tersebut, X dikenai biaya pengiriman senilai Rp. 5.000.000.

Selama produksi, PT. X mengeluarkan biaya perawatan mesin senilai Rp. 12.000.000. Setelah selesai, ternyata di akhir bulan, PT. X masih memiliki sisa bahan baku mentah sebesar Rp 5.000.000 dan sisa bahan setengah jadi senilai Rp. 12.000.000 Pada akhir bulan, stok sepatu siap dijual hanya tersisa Rp. 5.000.000.

 

Diketahui:

Persediaan bahan baku mentah (periode awal bulan)= Rp. 10.000.000

Persediaan bahan setengah jadi (periode awal bulan) Rp. 20.000.000

Persediaan bahan (periode awal bulan) = Rp 15.000.000

Biaya tenaga kerja = Rp 1.500.000 dikali 8  = Rp 12.000.000

Pembelian bahan baku mentah = Rp. 40.000.000

Biaya pengiriman = Rp 5.000.000

Biaya perawatan mesin = Rp 12.000.000

Sisa bahan baku mentah (periode akhir bulan) = Rp 5.000.000

Sisa bahan setengah jadi (periode akhir bulan) = Rp. 12.000.000

Sisa sepatu siap jual (periode akhir bulan) = Rp. 3.000.000

 

Penyelesaian:

                         

  • Tahap 1

Bahan baku yang dipakai = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku -- saldo akhir bahan baku

Bahan baku yang dipakai =  Rp. 10.000.000 + (Rp. 40.000.000 + Rp. 5.000.000) - 5.000.000

Bahan baku yang dipakai =  Rp. 50.000.000


  • Tahap 2

Total biaya produksi= bahan baku yang dipakai + biaya tenaga kerja + overhead produksi

Total biaya produksi= Rp. 50.000.000 + 12.000.000 + 12.000.000

Total biaya produksi= Rp. 74.000.000

  • Tahap 3

Harga pokok produksi= total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam proses produksi- saldo akhir persediaan barang dalam proses produksi

Harga pokok produksi= Rp. 74.000.000 + Rp. 20.000.000 -- Rp. 12.000.000

Harga pokok produksi= Rp. 82.000.000

  • Tahap 4

HPP = harga pokok produksi + persediaan barang awal -- persediaan barang akhir

HPP = Rp. 82.000.000 + Rp. 15.000.000 -- Rp. 3.000.000

HPP = Rp. 94.000.000

Jadi, harga pokok produksi sepatu PT. X setiap bulannya adalah Rp. 94.000.000

Harga jual

Lalu jika sudah diketahui total biaya produksi, kita bisa menentukan harga jual barang tersebut dengan cara sebagai berikut:

Harga Jual = Biaya Total + Margin 

 Jadi, jika perusahaan X tersebut mendapatkan pesananan sebanyak 500 pcs, dan perusahaan tersebut ingin memperoleh keuntungan sebesar 25%, maka harga jual yang harus ditentukan oleh perusahaan tersebut adalah sebgai berikut:

Harga Jual = Biaya Total + Laba

= Rp. 74.000.000 + ( 25% x Rp. 74.000.000 )

= Rp. 74.000.000 + Rp. 18.500.000

= Rp. 92.500.000

Jadi, harga jual per 1 pcs nya adalah: Rp. 92.500.000 : 500 pcs = Rp. 185.000.

Kurva penawaran

Sebelum kita menuju ke kurva penawaran nya , kita harus tau dulu nih teman-teman apa sih penawaran/supply itu?
Penawaran (supply) adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen dalam tingkat harga dan waktu tertentu.

Hukum penawaran berbunyi:

Harga barang yang ditawarkan pada konsumen berbanding lurus dengan jumlah barang yang ditawarkan, ceteris paribus.

a. Jika harga barang naik, penawaran naik.

b. Jika harga barang turun, penawaran turun.

c. Ceteris paribus, apabila hal-hal lain tetap.

Jadi, kurva penawaran adalah kurva yang menghubungkan titik potong antara harga (P) barang (sumbu y) dan jumlah barang (Q) yang ditawarkan (sumbu x).

Kurva penawaran memiliki kemiringan/gradien positif.

 Contoh kurva penawaran dari analisis diatas: 

Jadi, jika harga barang tersebut naik, maka penawaran terhadap barang tersebut juga naik

MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN KATA DALAM PENULISAN ARTIKEL INI, KAMI UCAPKAN TERIMAKASIH KEPADA PARA PEMBACA, KAMI HARAP ARTIKEL INI DAPAT BERGUNA BAGI KITA SEMUA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun