Mohon tunggu...
Nilot Maheswari
Nilot Maheswari Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar/SMAN 1 Ponorogo

Mendengar musik, membaca, travelling adalah hobiku, selebihnya melanjutkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengaruh Tantrayana dalam Munculnya Gagasan Mengenai Nusantara

16 Agustus 2024   12:18 Diperbarui: 16 Agustus 2024   12:18 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

     Peninggalan-peninggalan bukti sejarah milik Kertanegara berupa prasasti maupun candi sangat erat kaitannya dengan Tantrayana. Misalnya seperti tempat pendharmaan Raja Kertanegara yakni Candi Jawi yang dibangun pada abad ke-13, terletak di Kota Pasuruan, Jawa Timur.

     Candi Jawi merupakan sebuah candi unik yang sarat akan makna mengenai aliran Tantrayana. Bagaimana tidak, candi ini bernafaskan dua agama sekaligus yakni Hindu dan Buddha. Terlihat dari badan candi yang bernuansa Hindu, dan atap candi yang mirip dengan stupa Buddha. Selain itu, terdapat pula relief yang mengelilingi candi memuat kisah Purusadasanta dari Kitab Sutasoma. Kisah Purusadasanta sendiri adalah pertemuan antara Bhairawa-Bhairawi dalam Siwa Bhairawa dan Jina-Locana dalam Buddha Tantra.

    Dari fakta-fakta yang telah ditemukan oleh para arkeolog tersebut, dapat kita hubungkan lagi dengan peninggalan Kertanegara lain. Sejauh 48 km ke utara dari arah Kota Pasuruan lebih tepatnya berada di Kec.Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Terdapat sebuah arca sekaligus prasasti di bawahnya, yakni Arca Joko Dolog/Prasasti Wurare yang ditulis atas perintah Kertanegara pada tahun 1289 M.

     Dilansir dari asosiasimuseumindonesia.org tentang Prasasti Wurare yang berisi sajak 19 bait, membuka kisah lama Kerajaan Kahuripan tentang Mpu Barada yang membelah wilayah kekuasaan Kahuripan menjadi Jenggala dan Panjalu hanya menggunakan air kendi namun bisa memberi batas gaib bagi kedua kerajaan tersebut. Tak hanya itu, dalam prasasti ini juga menyebutkan Kertanegara telah mencapai Jina (Buddha tertinggi) dan berita keberhasilan Kertanegara menguasai 4 pulau termasuk daerah Jenggala dan Panjalu.

     Belum ada penjelasan secara pasti mengenai alasan Raja Kertanegara menulis prasasti Wurare. Namun David Bade dalam jurnal Seno Joko Suyono (2022:7) yang berjudul Arca Joko Dolog: Antara Kertanegara dan Mpu Bharadah berpendapat bahwa, Kertanegara telah memasuki dunia Tantra dengan melakukan berbagai ritual sebagai Maha Aksobhya yang merupakan langkah memperkuat diri dalam menghadapi ekspansi Kubilai Khan ke Nusantara.

     Akan tetapi pendapat David Bade terlalu jauh apabila dikaitkan dengan isi dari Prasasti Wurare. Jika kita melihat isi yang terkandung dalam prasasti, kemungkinan lain mengarah pada kekhawatiran malapetaka yang akan menimpa Raja Kertanegara karena telah menghapus batas gaib Mpu Barada dengan menyatukan sekaligus menguasai daerah Jenggala dan Panjalu.

Kertanegara Menggunakan Tantrayana untuk Menguasai Cakrawala Mandala

     Cakrawala Mandala Dwipantara adalah sebuah konsep penyatuan wilayah-wilayah dibawah kekuasaan Kerajaan Singasari atas pimpinan Raja Kertanegara. Dwipantara merupakan nama lain dari Nusantara. Dwipa dan Nusa sama-sama bermakna pulau dan inilah tujuan Kertanegara dalam menyatukan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara.

    Dalam konteks keagamaan Hindu-Buddha terutama penganut Tantrayana, memperluas wilayah kekuasaan bagi raja sama saja mengendalikan alam semesta untuk kesejahteraan rakyatnya. Sedangkan Tantrayana sendiri adalah ajaran yang menekankan  pada yoga dan samadhi.

     Menurut Pott dalam jurnal Rita Istari (2022:42-43) yang berjudul Pelaksanaan Upacara Ritual Dalam Tantrayana, yoga dalam Tantrayana dibagi menjadi empat tahapan yakni:

-Mula-Yoga (Yoga dasar) dalam praktiknya membayangkan dewa atau bhatara di angkasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun