Mohon tunggu...
Niko Prayoga
Niko Prayoga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurnalis dan Penulis Lepas

Seorang mahasiswa semester atas jurusan ilmu sejarah di salah satu kampus di Kota Bandung. Selama saya belajar tentang sejarah saya akhirnya tertarik dengan dunia kepenulisan dan jurnalistik sehingga hari ini saya terus menambah pengalaman untuk menulis. Selain itu saya juga menggeluti hobi di kegiatan outdoor utamanya mendaki gunung dan dalam dunia kopi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

The Meadows of Gold: Adikarya Serta Sumbangsih Al-Mas'udi dalam Sejarah dan Historiografi Islam

15 Juni 2023   07:21 Diperbarui: 15 Juni 2023   07:29 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muruj Adh-Dhahab Wa Ma'adin Al-Jawahir ini merupakan bagian dari sejarah dunia dan menjadi sumbangsi besarnya dalam sejarah. Karya ini juga menjadi implementasi bagi Al-Mas'udi dalam menerapkan teori sejarah yang dia pelopori sehingga secara tidak langsung karya ini merupakan bukti peran dan sumbangsinya dalam historiografi Islam. Ibnu Khalikan seorang sejarawan terkenal pada masanya (608-681 H/1211-1282 M) dia bahkan menggelari Al-Mas'udi dengan gelar Imam Al-Mu'akhirin (Pemimpin para sejarawan) serta disebut sebagai Herodotusnya Islam.

Tidak heran gelar Herodotusnya Islam ini menjadi sebutan bagi nama mashur Al-Mas'udi di kalangan orientalis barat. Ahmed MH Shboul dalam tulisannya yang berjudul Al-Mas'udi and His World: A Muslim Humanist and His Interest in Non-Muslims menuturkan, bukan tanpa alasan sejarawan Muslim itu kerap disejajarkan dengan Herodotus (ahli sejarah Yunani yang hidup pada abad ke-5 SM). Herodotus dikenal sebagai 'Bapak Sejarah' karena telah menulis suatu kumpulan cerita mengenai berbagai tempat dan orang yang ia kumpulkan sepanjang perjalanannya. Itu pula yang dilakukan Al- Mas'udi pada abad X M. Ilustrasi dari Al-Masudi ini sendiri kemudian diabadikan melalui sebuah patung di salah satu museum daerah Viena Austria.***Niko Prayoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun