Mohon tunggu...
Nikodemus Yudho Sulistyo
Nikodemus Yudho Sulistyo Mohon Tunggu... Dosen - Menulis memberikan saya ruang untuk berdiskusi pada diri sendiri.

Saya bergabung di Kompasiana sekedar untuk berbagi mengenai beragam hal. Saya menyenangi semua yang berhubungan dengan bahasa, sosial, budaya dan filosofi. Untuk konten yang berhubungan dengan kritik sastra, dapat juga ditonton di kanal YouTube saya yang bisa diklik di link profil.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Normalisasi Politik di Pagi Hari

24 Oktober 2023   14:22 Diperbarui: 24 Oktober 2023   16:31 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi politik (KOMPAS/HANDINING)

Rentetan peristiwa politik tersebut tentu saja membawa bangsa ini pada sketisisme. Pancasila tidak lagi dianggap sebagai dasar dari segala nilai serta ideologi bangsa. 

Masyarakat yang tidak suka politik akan terus-menerus menghindar dari keterlibatan mereka di dalam pemilu, terus berkomentar negatif dan di sisi lain terus menyelahkan keadaan berbangsa dan bernegara. Mereka menjadi acuh, tetapi melakukan tindakan kontradiktif, yaitu kerap menghina atau mengejek peristiwa-peristiwa politik.

Mereka yang sangat terpengaruh oleh politik menggunakan kesempatan ini untuk mendulang keuntungan berkuasa. Yang lainnya masih tetap sibuk memberikan politik nama jelek dan citra buruk, sehingga tidak tercapai hubungan yang baik melalui politik.

Ketidakpahaman masyarakat kita terhadap politik ditambah pengalaman traumatis bangsa, skeptisisme massal, dan terus-menerus dibombardir oleh aktifitas politik yang lagi-lagi masih belum membaik, adalah alasan mengapa perbincangan dengan tema politik di pagi hari tidak wajar apalagi normal.

Padahal, politik sejatinya tidak jauh dari kehidupan manusia. Bahkan politik pada dasarnya merupakan suatu fenomena yang berkaitan dengan manusia yang selalu hidup bermasyarakat. 

Menurut Abdulkadir B. Namboo dan Muhammad Rusdiyanto Puluhuluwa dalam sebuah artikel penelitian mereka berjudul "Memahami Tentang Beberapa Konsep Politik (Suatu Telaah dari Sistem Politik", karena manusia pada kodratnya adalah mahluk sosial, maka politik hadir sebagai proses perkembangan manusia itu sendiri.

Awalnya, kata politik berasal dari bahasa Latin politicus dan bahasa Yunani politicos yang berarti, "berhubungan dengan masyarakat". Sedangkan di dalam bahasa Inggris, politic berarti "acting or judging wisely, well judged, prudent." 

Istilah politik ini kemudian diserap dan berkembang sedemikian rupa di dalam bahasa Indonesia sehingga mempunyai tiga arti. 

Pertama, kebijaksanaan, siasat dsb. mengenai pemerintahan suatu negara terhadap negara lain. Kedua, tipu muslihat atau kelicikan. Ketiga, adalah disiplin ilmu, yaitu ilmu politik itu sendiri.

Disini, bisa diketahui bahwa memang politik sangat diperlukan di dalam kehidupan manusia yang sudah mengenal pemerintahan, membentuk bangsa dan negara. Kita tidak bisa menghindar dari politik, dan memang tidak boleh. Politik menunjukkan bahwa manusia telah beradab, mampu mengetahui permasalahan sosial dan komunitas, mencari cara untuk menyelesaikannya dan hidup dalam keselarasan.

Tidak perlu jauh-jauh, saya akan mencoba menggambarkan politik secara luas tetapi di dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun