Indonesia: Gejala Deindustrialisasi
Proses deindustrialisasi dalam ekonomi Indonesia masih menjadi perdebatan. Sebagian analis berpendapat bahwa Pertumbuhan sektor lain, seperti jasa keuangan,teknologi informasi menurunkan besaran kontribusi industri dalam PDB. Â
Maka, di tengah globalisasi sektor jasa, khususnya, keuangan dan teknologi informasi, investasi di kedua sektor ini jauh lebih cepat balik modal.Â
Margin keuntungan juga tinggi Sementara industri manufaktur membutuhkan proses investasi yang lebih panjang. Karena itu, perusahaan cenderung masuk ke sektor jasa dan informasi, yang kemudian terekam dalam naiknya kontribusi kedua sektor ini dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
 Beberapa data mengindikasikan tanda-tanda awal deindustrialisasi.  BPS melaporkan bahwa kontribusi industri pengolahan dalam PDB terus menurun.Â
Tahun 2014, industri pengolahan menyumbang 21,6 % dalam GPD, tetapi tersisa  18.34 % tahun 2022 (https://www.cnbcindonesia.com). Sumbangan industri dalam PBD naik sejak 1961 dan mencapai puncak sebesar 26 % di 1997, tetapi terus menurun sampai saat ini (https://datanesia.id/).  Industri manufaktur juga mengalami penurunan pertumbuhan dari 4,61 % di 2014, menjadi 4,27 % di 2018.     Â
Sementara pertumbuhan industri pengolahan menurun, kontribusi ekspor manufaktur dalam ekspor dilaporkan mengalami kenaikan. Misalnya pada tahun 2021, ekspor manufaktur melonjak di atas 50 % dari total ekspor Indonesia.Â
Kenaikan perlu diperiksa secara historical dalam rentang waktu, misalnya, apakah selama 10 tahun terakhir trend ekspor manufaktur terus mengalami kenaikan atau sebaliknya. Sangat mungkin kenaikan disumbang terbesar oleh ekspor minyak nabati dan produk-produk olah berbasis pertanian seperti CPO dan Kopi olahan.
 Kecenderungan deindustrialiasi diindikasikan juga oleh pertumbuhan  sektor informal.  BPS melaporkan bahwa tahun 2020, sektor formal mempekerjakan 43,36 %, sektor informal56,64 %.Â
Tahun 2021, pekerja formal turun jadi 40,38 %, sedangkan pekerja informal naik jadi 59,62 % (ekonomi.bisnis.com). Penurunan pekerja di sektor formal terjadi karena tidak ada ekspansi ekonomi formal, di mana industri manufaktur merupakan komponen penting.
 Untuk amannya, bisa dikatakan Indonesia sedang mengalami gejala deindutrialisasi dini. Apa penyebabnya? Ada beberapa kemungkinan jawaban.Â