Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Memahami Konteks Pemberdayaan Komunitas

3 Februari 2024   08:27 Diperbarui: 7 Februari 2024   05:04 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.ruangguru.com/blog/
https://www.ruangguru.com/blog/

Kaum miskin memiliki Aset dan kapasitas

Kaum miskin mungkin memiliki kapasitas dan aset untuk bertindak dan mengubah hidup mereka menjadi lebih baik. Aset itu bisa berupa milik individu atau dimiliki secara kolektif oleh komunitas. Aset individu bisa berupa tanah, hewan, rumah; diri sendiri atau anggota keluarga sebagai tenaga kerja; hubungan keluarga, suku, budaya atau relasi sosial lain dan kondisi psikologis yakni niat untuk meningkatkan taraf hidup. Mereka juga memiliki kemampuan dasar untuk bekerja, melihat peluang kemajuan dan mengambil inisiatif.

Di satu sisi, orang-orang paling tidak berdaya dalam komunitas mungkin tidak memiliki aset material. Di sisi lain mereka mungkin memiliki kapasitas psikologis dan kualitas kepribadian yang dapat dimanfaatkan dalam upaya sering dianggap tidak memiliki aset dan kemampaun.

Dalam realitas mereka sebenarnya mempunyai sesuatu yang menjadi dasar bagi peningkatan kesejahteraan mereka. Misalnya seorang tukang becak atau petani memiliki kesehatan, kemauan, tenaga, kejujuran, niat, kredibilitas sosial sebagai 'orang baik dan bisa dipercayai'.

Melalui sistem jaminan kolektif, kapasitas dan kualitas ini harusnya dapat menjadi 'modal' untuk mengakses program atau melibatkan mereka sebagai peserta aktif dalam program pemberdayaan ekonomi atau program lain.

Aset dan kapabilitas individual bisa ditopang oleh aset dan kapabilitas kolektif. Sebagai anggota komunitas, orang miskin dapat menyuarakan aspirasi mereka melalui organisasi komunitas.

Bentuknya bisa berupa perkumpulan, lembaga sosial dan keagamaan, rukun tetangga, rukun warga, paguyuban, kelompok perempuan, kelompok petani dan nelayan atau organisasi komunitas lain.

Organisasi-organisasi ini juga bisa menjadi bentuk perwakilan orang miskin, selain perwakilan formal melalui badan perwakilan desa atau lembaga perwakilan informal di tingkat lokal. 

Kesamaan identitas, yakni kesadaran seseorang tentang siapa dirinya, dan komunitas mana ia menjadi bagian merupakan aset penting lain. Identitas dapat didasari kesamaan tempat tinggal, kesamaan pengalaman, kesamaan asal, suku, budaya, agama atau nasib.

Dalam kaitan dengan pemberdayaan, identitas mempengaruhi kekuatan ikatan antar anggota kelompok, kesadaran akan tanggung jawab bersama, proses pelibatan ke dalam program pembangunan komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun