Mohon tunggu...
Nikmatul Sugiyarto
Nikmatul Sugiyarto Mohon Tunggu... Tutor

Berekspresi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Citra Ganjar Dianggap Pencitraan

3 Desember 2022   23:15 Diperbarui: 4 Desember 2022   00:22 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Humas Jateng

Program diet yang tidak membuahkan hasil, ceritanya datang dari kakak sepupuku. Ia merasa tidak percaya diri dengan kondisi berat badannya yang kelebihan kala itu. Pada akhirnya dia menjalani diet.

Setelah berjalan dua minggu kemudian dia menghampiriku, curhatannya datang menggebu-gebu. Kekesalannya meluap karena diet yang dijalaninya selama dua minggu tidak membuahkan hasil yang manis.

Perempuan dengan tubuh berisi itu mulai lelah, dan tersiksa. Satu penyebabnya karena banyaknya godaan selama menjalankan program ekstrimnya itu.

Setelah merunut kronologi program diet yang dijalaninya, aku mulai paham kalau kakakku ini dari awal sudah lemah iman akan godaan menggiurkan di luar sana. Terbukti, dengan dia tidak mencoba memilah makanan yang dikonsumsinya selama dalam program diet.

Bagaimana program diet bisa berhasil jika prinsip yang diterapkannya saja "satu hari makan dikit, satu hari makan banyak". Ceritanya berhasil mengundang gelak tawa, lucu saja dapat dari mana prinsip diet seperti itu.

Pikirku mencoba menebak, mungkin saja itu diet ala-alanya yang masih membebaskan cara makannya. Lalu aku mulai memberi tutorial bagaimana diet yang baik untuknya.

Aku tidak pandai dalam hal medis, tapi sedikit pengetahuan kudapatkan dari artikel yang bertebaran di mesin pencarian canggih bernama google.

Inti dari tutorial itu adalah konsisten. Konsisten dalam mengonsumsi makanan sehat, rendah kalori, dan beberapa zat lain. Konsisten olahraga, konsisten menerapkan waktu makan dan kekonsistenan yang lain.

Dia mulai tercerahkan, raut mukanya kembali segar, semangatnya akan program diet kembali menyala.

Selang satu minggu si kakak meneleponku. Ia kembali mendaratkan keluh kesah di telingaku. Kali ini bukan lagi perihal ketidakberhasilannya dalam menurunkan berat badan.

Dalam seminggu dia sudah berhasil menurunkan berat badan sebanyak 2,5 kg. Aku heran harusnya si kakak senang dong, apalagi yang dia permasalahkan?

Tak lama dia mengungkapkan tentang susahnya menjaga kekonsistenannya dalam berolahraga, menjaga pola makan, dan perihal trik-trik yang kusampaikan. Aku kembali tertawa, dia orang dewasa tapi masih juga mengeluhkan tentang susahnya sikap konsisten.

Saat telepon itu berakhir dengan kata-kata penyemangat, pikirku kembali melayang tentang sikap satu itu yang terus dilakukan oleh beberapa orang. Salah satunya datang dari presiden RI, Joko Widodo.

Selama dua periode pemerintahannya, tak ada perubahan dari gaya politiknya yang merakyat, strategi yang ia terapkan adalah blusukan.

Dari Jokowi menjabat sebagai wali kota Solo hingga sekarang duduk di kursi kepresidenan, eks tukang kayu itu masih mempertahankan gaya blusukannya untuk menyapa rakyat-rakyatnya secara langsung.

Dari situlah laki-laki kerempeng itu kerap dijuluki banyak kalangan sebagai Presiden Tersederhana. Ia tak jarang berkeliling pasar, dan mengunjungi tempat tinggal warga untuk memberikan bantuan secara langsung.

Baru-baru ini Provinsi Jawa Barat tepatnya di Cianjur, sedang diadu kesabarannya oleh Sang Pencipta melalui bencana alam gempa bumi. Tak perlu babibu lagi, sang presiden ikut turun lapangan meninjau bagaimana kondisi warga di pengungsian.

Tak cukup dengan bertemu korban, ia juga berjalan menyusuri tempat tinggal warga yang kebanyakan sudah ambruk pasca gempa yang mengguncang Cianjur.

Menyayat hati memang mendengar tangis mereka memenuhi ruang negeri ini. Jokowi pun terus berusaha menghilangkan sedikit beban mereka dengan memberikan bantuan.

Dari dahulu, rasa kepedulian Jokowi dengan rakyat memang tidak pernah luntur. Dua periodenya diwarnai dengan kejadian-kejadian yang di luar prediksi. Namun hal itu menjadi tantangan tersendiri untuknya dalam mencari solusi di setiap permasalahan baru yang datang tanpa komando.

Permasalahan yang dihadapinya pun tak pandang bulu, bukan hanya menyerang pemerintahannya tapi juga menyerang personalnya. Bukan jadi penghalang untuknya, ia tidak meladeni mereka-mereka ini dengan serius, kecuali kritikan yang membangun.

Demi bangsa dan negara serta rakyatnya, ia terus berusaha melakukan yang terbaik. Ia terus mendorong kinerja para pejabat dalam pemerintah, dan mengerahkan intensitas mereka dalam melayani rakyat.

Bukan lagi kesalahan, jika saat ini rakyat menyanjungnya. Mereka inilah yang merasakan kepemimpinan Jokowi, bukan karena didorong keterpaksaan, melainkan apa yang benar-benar mereka rasakan di bawah kepemimpinan sang presiden.

Seiring berjalannya waktu, Jokowi dapat menuai apa yang dari dulu ia tanam. Tentang semua tindak-tanduknya, dan sikap-sikapnya sebagai seorang pemimpin yang dicintai rakyat.

Sikap konsistennya itu ternyata juga ada pada salah satu kader PDIP, Ganjar Pranowo, juniornya dulu saat masih wira-wiri di partai banteng. Satu statemennya yang terus digaungkannya adalah "politik itu citra".

Tidak begitu saja ia lontarkan kalimat pendek itu, ia memberdayakan kalimat apik itu untuk mendobrak mulut nyinyir hatersnya.

Banyak dari mereka yang berteriak-teriak  "Ganjar itu pencitraan mulu, anyel aku, bosen aku", seperti itu salah satu bentuknya.

Dengan penuh pengertian, sosok jangkung itu menyampaikan pendapatnya tentang hakikat dari politik yang menurutnya adalah sebuah citra. Citra yang menggambarkan bagaimana seseorang itu menjalankan politiknya.

Semua dalam dunia politik harus dibangun dengan sebuah citra, citra yang dibangun oleh gubernur berambut putih itu adalah citra yang apa adanya.

Mau marah, ya marah saja, kalaupun dikritik ya diterima, buat nanti perbaikan. Mau diam dan kalem pun dipersilahkan, tapi citra itu tidak sesuai dengan citra seorang pejabat yang harusnya bergerak sana-sini untuk rakyat tapi dalam kinerjanya justru pasif.

Dan lain sebagainya, banyak citra yang para tokoh politik tunjukkan, tapi satu yang terus dipertahankan sosok Ganjar, untuk terus tampil apa adanya.

Saat mengobrol santai, mengalir begitu saja. Ketika bertemu idolanya, tunjukkan kekaguman hingga mencoba nyanyi bareng di atas panggung. Ketemu anak kecil ya coba diajak ngobrol, agar tidak merasa asing dengan sosoknya, mencoba mencairkan suasana, dan lain sebagainya.

Yang ia lakukan selama ini adalah konsistensi, mempertahankan terus citranya yang apa adanya bukan ada apanya.

Terjun langsung di dunia politik, mengharuskan dia terus bergerak dinamis. Dalam kapasitasnya sebagai wakil rakyat pula, dia terus berusaha melakukan kontribusi-kontribusi dalam menyejahterakan mereka.

Intensnya dia terjun langsung berbaur langsung dengan rakyat ia mulai ketika ia menjabat sebagai cawagub Jawa Tengah di penghujung waktu.

Kekonsistenannya dalam melakukan pendekatan kepada warga berawal dari minimnya data lapangan yang ia miliki untuk bahan debat cawagub periode pertama. Pendaftarannya sebagai cawagub memang seperti tahu bulat, digoreng dadakan.

Persiapannya  hanya ala kadarnya, minimnya data yang dia punya, membuatnya berinisiasi untuk blusukan ke pasar-pasar. Disana ia dapat banyak data, dari permasalahan rakyat terkini, kondisi ekonomi, keluh kesah mereka, dan apa yang menjadi kebutuhan mendesak mereka saat ini selain kebutuhan pokok.

Ganjar memakai data lapangannya untuk bahan debat. Hal itu tidak berakhir sia-sia, rivalnya yang memiliki banyak pengetahuan, pengalaman, dan banyaknya data dibabat habis-habisan olehnya.

Banyak warga Jateng yang dulu asing dengan sosoknya. Berkat kecakapannya dalam membicarakan kepentingan rakyat, ia berhasil mengambil hati mereka. Terlebih kecakapan dalam bicara itu berjalan seirama dengan tindak-tanduknya selama menjabat sebagai gubernur.

Hari demi hari, berganti bulan dan tahun, rakyat Jateng merasakan kenyamanannya dengan sang pemimpin. Sedikit demi sedikit perubahan terus datang di bawah arahannya. Banyak program-program inovatif yang diinisiasi sang gubernur yang membuat rakyat senang.

Blusukan itu berjalan sampai sekarang, sosok jangkung itu tidak betah jika hanya bekerja di balik meja beserta berkas-berkasnya.

Dia harus berinteraksi dengan rakyat, untuk memantau, dan  mengetahui apa yang terjadi dan apa yang mereka rasakan saat itu, bukan lagi lewat media, tapi lewat cerita langsung.

Hingga sekarang ia merasakan efek besar dari turunnya dia berbaur dengan rakyat. Ya, seperti itulah konsisten, selalu membuat pemiliknya menuai hasil yang manis.

Dari dietnya dulu, kakakku belajar tentang bagaimana konsisten itu berjalan dalam kesehariannya. Dampak positif berhasil ia temukan dari sikap satu itu.

Dia masih sering bercerita mengenai perjalanannya dulu menuju berat badan ideal. Tak lupa ia mencantumkan namaku yang ikut serta dalam menyukseskan program yang kini ia bangga-banggakan itu. Ya, itu semua karena satu sikap bernama konsisten.

Nikmatul Sugiyarto

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun