Mohon tunggu...
Nikmat Jujur
Nikmat Jujur Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hanya Selingan

Anak jalanan tak pernah ngecap Pendidikan.... masih belajar nulis.... sekalipun banyak Cercaan mungkinnya ... tapi aku pingin nulis selalu.... tanpa ragu.... Putera Timur Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dinamika Politik Jelang April 2019 dalam Lirik Lagu

8 Februari 2019   20:58 Diperbarui: 8 Februari 2019   21:15 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bertentang mata seolah-olah tiada apa
Berpaling muka ada saja yang tidak kena
Mencari sebab serta alasan yang kukuh
Supaya tercapai hajatmu

Manis dibibir memutar kata
Malah kau tuduh akulah segala penyebabnya
Siapa terlna pastinya terpukau
Pujukmu, rayumu, suaramu
Yang menagih simpati dan harapan

Engkau pastinya tersenyum
Dengan pengunduran diriki
Tetapi bagi ku pula
Suatu ketenangan

Andai kita terus bersama
Belum tentu kita bahagia
Selagi...

(EXIST)

Mengapa lirik lagu dimaksud yang sengaja dikedepankan karena bangsa dan negara ini cukup dipenuhi dengan individu yang lebih banyak manis di bibirnya memutar kata seperti apa ungkapan syair lagu di atas. Memang luar biasa tantangan yang harus dilalui  pemerintah bangsa dan negara saat ini dalam mengamankan amanat suci para pendahulu yang mengiginkan negara tumbuh dan berkembang menjadi negara yang besar karena keharmonisan dalam menjaga keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan bernegara.

Kita semua akan begitu bertanya dan saling menyalahkan mengapa semua ini terjadi seperti Lirik lagu yang cukup menyayat hati kita bersama menyikapi kehidupan politik akhir-akhir ini yakni :

Kudengar suara jerit tangismu
sesepi gunung
Kulihat bening bola matamu
sesejuk gunung

Oh oh engkau anakku
yang menanggungkan noda
sedang engkau terlahir
mestinya sebening kaca
Apa yang dapat kubanggakan
Kata maafku pun belum kau mengerti

Dosa siapa, ini dosa siapa
salah siapa, ini salah siapa
Mestinya aku tak bertanya lagi

Kudengar ceria suara tawamu
menikam jantung
Kulihat rona segar di pipimu
segelap mendung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun