Bertentang mata seolah-olah tiada apa
Berpaling muka ada saja yang tidak kena
Mencari sebab serta alasan yang kukuh
Supaya tercapai hajatmu
Manis dibibir memutar kata
Malah kau tuduh akulah segala penyebabnya
Siapa terlna pastinya terpukau
Pujukmu, rayumu, suaramu
Yang menagih simpati dan harapan
Engkau pastinya tersenyum
Dengan pengunduran diriki
Tetapi bagi ku pula
Suatu ketenangan
Andai kita terus bersama
Belum tentu kita bahagia
Selagi...
(EXIST)
Mengapa lirik lagu dimaksud yang sengaja dikedepankan karena bangsa dan negara ini cukup dipenuhi dengan individu yang lebih banyak manis di bibirnya memutar kata seperti apa ungkapan syair lagu di atas. Memang luar biasa tantangan yang harus dilalui  pemerintah bangsa dan negara saat ini dalam mengamankan amanat suci para pendahulu yang mengiginkan negara tumbuh dan berkembang menjadi negara yang besar karena keharmonisan dalam menjaga keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan bernegara.
Kita semua akan begitu bertanya dan saling menyalahkan mengapa semua ini terjadi seperti Lirik lagu yang cukup menyayat hati kita bersama menyikapi kehidupan politik akhir-akhir ini yakni :
Kudengar suara jerit tangismu
sesepi gunung
Kulihat bening bola matamu
sesejuk gunung
Oh oh engkau anakku
yang menanggungkan noda
sedang engkau terlahir
mestinya sebening kaca
Apa yang dapat kubanggakan
Kata maafku pun belum kau mengerti
Dosa siapa, ini dosa siapa
salah siapa, ini salah siapa
Mestinya aku tak bertanya lagi
Kudengar ceria suara tawamu
menikam jantung
Kulihat rona segar di pipimu
segelap mendung