SPUNNER
Turun di perempatan lelaki oriental dengan mantel coklat gerimis hujan basahi bahu di matelnya. Berjalan menyebrangi jalan raya menyalakan api membakar rokoknya ditengah pulau jalan berjalan tenang kepinggir trotoar. Jalanan basah muncrat dilangkah kaki. Dia menjauhi kerumunan berbelok ke gang untuk bertukar buah tangan dengan temannya dan melangkah pergi keluar dari gang. Pikirannya kali ini menuntunnya ke sebuah rumah terbengkali sekujur tembok dipenuhi daun menjalar hingga genteng bagunan tua.Â
Setiba ditempat terbengkali itu seorang pria dan dua teman wanita paru bayanya sedang menghangatkan badan dengan perapian memakai tong bekas diteras bangunan. Ketiga orang tersebut dilewatinya tanpa bertegur sapa, melewati pintu dikanannya merupakan dapur dan beberapa meja yang tersusun seperti bar dan banyak orang sedang bercakap -- cakap tentang perkembangan teknologi yang sangat cepat membantu peradaban, dan tentu saja percakapan itu berlangsung ketika sedang asik menenggak whiskey lokal dan didorong sedikit kurtak dan beberapa penenang lainnya untuk menjaga ketidaksadaran mereka dalam memandang kesadaran semu yang terjadi pada perilaku sosial masyarakat.Â
Dia tidak mau terlibat dalam hegemoni para pecandu, dan memilih bersadar di balik bangun yang belakangnya memilik kolam renang yang tak terisi air lantaran pdam telah memutus meteran rumah kosong itu dan bahkan PLN juga telah bertahun yang lalu memutuskan aliran listrik ditempat itu dan para pelancong yang sedang berada disana sudah siap dengan perbekalannya seperti lilin, head lamp, ada pula lapu baca yang berdaya baterai.
Dia maju 6 langkah duduk ditepi kolam dan membuka bungkusan yang diberikan temannya tadi, menuangkannya ke timah rokok dan menghisapnya dalam pikirannya dalam 6 shoot tarikan nafasnya dia pun menengadah kelangit kedua tangannya bersandar kesebeah pinggang lalu memikirkan tentang apa gerak tubuh seseorang dengan hal kecil pada tiap pergerakan menandakan rasa yang dialami orang tersebut.Â
Dia mencoba bersila meletakkan kedua telapak tangan pada lututnya dan berfikir apabila jariku menyentuh dahu atau sekalipun menggaruk janggut dianggap sedang berfikir akan suatu hal, apabila kuku jariku menggaruk ubun ubun kepala dianggap seperti kebingungan, padahal ada juga mereka menggaruk kepala dikarenakan gatal semisal kepedasan.
Belum selesai apa yang dipikirkannya dia berdiri meninggalkan kolam dan berjalan tenang ketempat perapian yang berada di teras, disana menyisakan dua orang wanita paruhbaya yang tadi tapi kali ini seorang pria yang edari tadi bersama mereka pergi. Dia bertanya pada kedua wanita itu kemana perginya teman lelaki mereka itu, wanita yang mengenakan hoodie hitam ditutupi jaket kulit dengan rambut bobnya dan kacamata bergagang leopard menyampaikan temannya sudah pergi dengan motor TS nya menuju studio rekaman.Â
Wanita itu kembali bertanya apa kau mengenalinya? Dia pun menjawab tidak namun rambut kribonya tidak asing baginya. Dia bertanya kepada wanita yang satunya lagi memakai jaket parka lengkap dengan emblem yang berorientasi tentang feminisme, apakah lelaki kribo itu seorang musisi? Dia dengan bandnya, Â sedang menggarap musik gospel blues dengan lirik realita sosial single nya sih tentang korban jugun ianfu. Kalian dekat dengan dia, tanya pria itu, kami berada dalam satu kelompok jawab wanita wanita itu.Â
Sebenarnya bisa dibilang kelompok karena kami memberi nama sebagai identitas kami, nama apa? rat race hahahaha itulah nama kelompok serentak jawab keduanya. Dia rekaman dimana? studio oolong yang dibelakang tembok kampus hijau. Aku bekerja disitu sebagai operator studio, mungkin sekali waktu aku bertemu mereka katanya pria itu sambil pergi setelah menghangatkan badannya.
Ketika melewati pagar berkarat yang bagian engselnya telah copot sehingga pagar tidak dapat dibuka lebih dari setengah meter, wanita dengan kacamata leopard itu berteriak menanyakan nama pria itu yang dijawabnya dengan suara sengaunya "aku lodi" kau siapa tanya pria itu membalas, aku cici dan dia kika menunjuk teman wanita disebelahnya, oke sampai ketemu kata lodi dan sebelum meninggalkan rumah kosong itu lodi berteriak kepada kika "hei kika apa kau pikir feminisme memperjuangkan equality gender atau hanya memperjuangkan kaum wanita semata? tentu equality, yeah sekarang kebanyakan paham itu hanya sebagai pembalasan dendam kaum hawa saja atas peristiwa lampau, yeah nevermind the bollocks jawab kika yang tertawa.
Lodi berjalan ke timur menuju daihatsu hijet 1997 berwarna biru tua miliknya. Setelah membuka pintu tengah mobil ia masuk dan langsung menindih kasur tangannya mengambil walkman dan kaset nin album pretty hate machine yang berada dilaci atas kasurnya, kemudia memasang headset ditelingnya dan menghajar tombol play dan memulai gerakan mengikuti tempo musik. Dalam baringnya lamunannya menjelajah dari satu tempat pindah ketempat lain melewati berbagai peristiwa menawarkan ide dan gagasan hingga semakin lelap lalu lenyap dalam dalam.
Seorang teman sebatas kebutuhan membangunkan lenyap hayalnya dengan suara rendah dan sangat berat pria berjanggut tak berkumis rambut lurus sepinggang berteriak hingga serak memaksa lodi membuka pintu mobilnya, kepalanya keluar dengan cekatan pria dengan kaos lekbong menarik leher lodi menanyakan hutang lodi padanya.Ya lodi berhutang ketika bokul bingkisan banez pemilik rumah heroin di gang dekat rumah terbengkali itu.Â
Udah seminggu mana pekgo (150) banez merogoh kantong lodi, lodi membela diri berkata besokin aja bang, pasti kuantar ke gang. Banez yang tak sabar meminta barang lodi sebagai jaminan, lodi menjawab alaaah bang tetangga kok kita kan gak mungkin kabur. Kau tinggal di mobil sekali gas udah ngilang kau kemana mau ku cari? kau Cuman punya terompet itu sebagai jaminan. Banez mengambil terompet lodi dari dalam mobil dan keluar berjalan senang dan pergi begit saja, lodi teriak berjarak 100 meter antara dia dengan banez dan berkata bandar pepek maling terompet.
Perutnya bunyi matahari pun tkini tepat diatas kepalanya berjalan ia meninggalkan mobil mencara santapan hari ini. Mendatangi sebuah kedai kopi memesan mie pangsit goreng dan kopi hitam kepada seorang pria paruh baya pemilik kedai kopi dengan sapu tangan dibahu dan menerima pesanan dari lodi lalu berteriak kepada acek mie untuk segera membuat mie pangsit goreng, dengan berkata mau telor bebek atau ayam dia mengganti huruf r dengan l lantaran tidak fasih mengucapkan r. Telur bebek ucap lodi sambil dengan penekanan pada huruf r dalam intonasinya, Acek itupun tertawa dengan ledekan lodi yang merupakan langganannya.
Selesai bersantap lodi masuk keruangan belakang kedai kopi yang merupakan tempat judi dadu dengan marka wanita bertekhnik tinggi mengocok 3 buah dadu dengan mangkok kayu. Segera lodi memasang untuk angka genap dan angka besar. Taruhannya tembus lodi pun mendapat keuntungan kali ini dia hanya memasang taruhan untuk nomor angka dadu, yaitu 7 dan jika dadu double 3 dan angka 1 maka keuntungannya berlipat. Kali taruhan lodi menang lagi diapun membagi 150 dari hasil keuntungannya untuk para pemain lain, lalu pergi meninggalkan kedai kopi.
Lodi kembali mendatangi gang tempat pangkal banez, berjumpa dengan banez lodi langsung mengembalikan utangnya dan meminta banez mengembalikan trompet miliknya, namun banez malah meledek dengan tawanya dan memegang bahu lodi sambil berbisik apa yang terjadi bila tak kuberikan? langsung saja lodi meninju dagu banez dengan uppercut tangan kanannya kemudian lodi merasa kesakitan pada tangannya setelah memukul. Banez yang memiliki kesempatan untuk membalas langsung menghajar perut lodi dan memeluk tubuhnya kemudian membanting lodi lalu menendangi dan menginjak perut lodi.Â
Setelah melihat lodi tidak berdaya banez mengambil trompet itu dan melemparnya ke tubuh lodi lalu mengusirnya. Lodi berdiri tanpa menatap banez lalu berjalan pongah menutupi kekalahannya dalam pertarungan menghadapi banez.
Keluar dari gang itu lodi berjalan ke selatan kota untuk bekerja di paniki records, sebuah studio musik lengkap dengan toko musik di lantai dasar dan studio musik dan rekaman dilantai duanya, rooftop ruko paniki record cukup luas dan dijadikan tempat nongkrong dengan 3 sofa, meja besi hasil las barang rongsokan dan beberapa rak majalah porno, fashion, dan tentu saja musik.
Sampai di studio oolong tika seorang kasir dan yang mengurus penjualan toko musik yang lengkap dengan segala marchandise band mengkhawatirkan kondisi lodi yang berantakan sambil memegang trompet. Apa yang terjadi lodi? banez berengsek itu mencoba mencuri trompetku dan aku lawan, tapi sepertiinya aku sedikit lebih berantakan darinya dalam sebuah pertarungan. Tika memberi obat merah pada bagian tubuh lodi yang terluka lalu menyuruhnya segera keatas untuk bekerja menggantikan shift mili yang sudah 6 jam mengelola studio musik sebagai operator.
Berjalan ditangga lodi berpapasan dengan dengan band post punk DMD ("die my darling") beranggotakan krusty as a singer, paraw as a guitarist, kumat as a bassist, and otto as a drummers. Mereka saling menyapa dengan beberapa obrolan terkait perkembangan album DMD yang sedang digarap, disela obrolan otto memberi ovizolam kepada lodi yang membaca cangkang boat itu dan tertawa hey otto disini tertulis namamu, ya mereka akan membayar royalti padaku satu saat nanti saut otto tertawa hahahahaha.Â
Lodi masuk keruangan operator studio dan menelan ovizolam 1mg kemudian mencium pipi mili, ku kira waktu ku sudah habis lodi kini giliranmu ciumanmu tidak mentolerir keterlambatanmu kecuali kau membawakanku sebotol whiskey yah minimal royal brewhouse lah. Tak masalah kemudian kita dapat menghabiskannya berdua di ruang operator ini sambil menikmati persetubuhan dengan penuh gairah dan mengacak audio band yang sedang rekaman di sebrang ruangan, hahahha ya bisa saja asal kau dapat membuktikan kalau kau mampu menghisap to'ol mu sendiri setelahnya kita akan bercinta hahahahahhaa keduanya tertawa.
Ketika mili meninggalkan ruangan sekelompok band masuk keruang operator di studio oolong ketika lodi melihat mereka matanya tertuju pada seorang dengan rambut kribo yang dia temui di rumah kosong tempat para junkie mengeksplorasi segala macam reaksi kimia. hey kusebut apa nama kelompok kalian? gara siba mokin jawab patel yang berambut kribo dengan bandana dari kain tenun adat batak, wow apa artinya tanya lodi, ga ada nokib hahahha jawab bagor.Â
Kalian butuh berapa shift? satu aja, edebs selalu merogoh kocek kami jadi kami tidak punya banyak wakt di studio, hahhahahha bukan waktu yang tidak kalian miliki tapi uang hahaha. Begini saja lodi memberikan pilihan terbaik sebagai sesama junkie, kuberi kalian 2 shift tapi apa kalian masih punya key (ketamine)? Hahahahaha semua tertawa dibarengin dengan patel yang mengeluarkan key dan menaburkannya di meja kemudian mereka semua tenggelam dalam reaksi stranger key.
Yaaahhh gimme danger little stranger key hahaha lodi meracau setelah menikmatinya band itu pun masuk ke ruang rekaman dan setelah semua memegang instrumen masing -- masing lodi mulai serius mengatur sound dari tiap instrumen dan ketika band itu memulai mereka hanya seperti jamming namun sangat menarik karena mereka menikmati tiap nada yang keluar baik dari riff gitar, tempo scoop drum dan bass yang groovy, lodi sangat tertarik untuk terlibat dalam jamming itu dia kemudian mengatur sound untuk instrumen trompet yang ingin dia isi dan mengambil trompetnya masuk ke ruang studio mengikuti tempo musik mereka dan tiba -- tiba dengan band itu memberikan part yang pas untuk lodi mengisi solo trompetnya.
Kemudian bagian bagor dengan contrabassnya meningkatkan tempo musik, jos menyusul dengan ostinato pada drumnya, disambung dengan ritme gitar dotted quarters dan berakhir pada minor blues riffs, ditutup dengan lembut oleh semua personil untuk mengakhiri jamming mereka.
Lodi masuk ke control room studio mengatur equalizer dan kemudian melakukan mixing sampai pada mastering musik tersebut dan selesai lah hasil rekaman dari jamming tadi. Setelah mereka berkumpul diruang operator mereka mendengar kembali musik yang mereka hasilkan dengan puas mereka tertawa, oke aku akan menghubungi jack maybe he had some kind a good stuff yeaaahhh. Jack datang 15 menit kemudian langsung diterima di control room studio.
Jack mengeluarkan kertas kecil berwarna warni dari tas pinggangnya siap untuk berpesta boys hahahhaha. Setelah mereka selesai dengan lsd mereka masuk kembali ke studio untuk jamming dan kali ini berbeda dengan musik yang mereka hasilkan sebelumnya, kali ini lick gitar patel lebih psychedelic dan aksi mereka lebih liar kali ini, lodi memasukkan mic kedalam lubang trompetnya, josh fokus bermain hi -- hat dan pedal drumnya, bagor berdiri diatas contrabassnya sangat atraktif, jack yang asih didalam ruang kontrol menaikkan semua volume tiap instrumen sambil menikmatinya.Â
Mereka puas dengan hasil kedua ini meskipun dengan berbagai pembenaran yang mereka utarakan sampai ngalor ngidul tentang musik mereka hingga menghabiskan 2 botol whiskey tanpa sadar mereka satu persatu ambruk di sofa, kursi, sedang jack dan bagor terkapar di karpet lantaran kadung mabok.Â
Tika yang harus menutup studio pukul 24.00 wib, keheranan dilantai bawah mengapa mereka belum juga selesai dengan urusannya di studio rekaman dia berinisiatif ke lantai 2 karena memiliki firasat pasti anak -- anak itu kadung mabuk untuk menyelesaikan proses rekamannya. Benar saja ketika tika membuka ruang kontrol studio mereka semua sudah tak sadarkan diri, tika turun lagi kebawah untuk menutup ruko dan kembali keatas menyelimuti lodi dan menemaninya tidur.
Pukul 11.00 Wib Mili tiba di studio oolong sejam lebih cepat dari jam kerjanya, namun iya menemukan folding gate ruko masih tertutup diapun merogoh tasnya sesekali menggaruk kepalanya dan setelah masuk dia berteriak hallo apa kalian sudah tiba di surga? suaranya terdengar bergema belum ada aktivitas dalam gedung itu dia tidak melihat seorangpun di lantai itu hanya ada rak merchandise musik dan beberapa instrumen lengkap dengan label harganya, kemudian menaiki tangga menuju studio rekaman tertawa ketika membuka pintu ruang kontrol apa kalian bertemu dengan seorang bernama Yesus disana? hahahhaa dan menendangi mereka yang tidur atau tepatnya tenggelam dalam mimpi hingga kesulitan untuk kembali pada sebuah realita.Â
Tika meggosok mata dan mukanya seketika matanya terbuka melihat mili dengan riang mengucapkan pagi mili, mungkin kita lebih cocok untuk tinggal disini dari pada harus menyewa kontrakan yang hanya ditempati barang pribadi kita. Aku suka dengan ide mu jawab tika mau kubuatkan kopi untukmu? ya aku butuh cafeine tapi tidak dengan gula, cafeine mu akan tiba dalam 5 menit nona tapi kau punya rokok? aku belum butuh nikotin sebagai penyeimbang fikiranku.
Yah silahkan ambil sebanyak yang kau bisa, keduanya saling tertawa dan menendangi mereka yang masih terlelap. Lodi bangun tapi tidak mau bangkit dari tempatnya, sementara Jack kemudian membakar rokoknya lalu berlali keluar dari tempat itu setelah melihat waktu pada jam tangannya.Â
Sementara itu patel masih berada di ruang kontrol menyiapkan jacket denimnya, bersamanya adapula bagor dan jos berjongkok mengapit mili dikursi operatornya, kedua tangan mili memegangi kepala mereka dan bertanya so how's the night? perjalananku hanya beberapa blok dari sini dan aku tiba didepan pintu apartemen mu, apakah kau membawa mawar merah? oh tidak tapi aku membawa pistol, oh kau memaksaku untuk bercumbu? tentu tidak.Â
Aku mengajakmu bermain russian roulete dan aku menembak tepat diantara kedua alis matamu. Oh mili yang malang jawabnya sendiri. Hey apakah aku udah bercerita tentang perjalananku yang kehabisan bahan bakar? Whats.. mili kaget dan bagor tertawa puas, oh untuk ratusan kali kau kembali mengulang mimpi yang sama jos. Oh bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari masalah itu? Tidak ada hanya isi bahan bakarmu sebelum berpergian. Hanya itu? ya hanya itu jos, boleh aku mencuri sebotol whiskey mini market gas station? mungkin akan lebih menarik. yah lakukan apapun yang kau inginkan jos sambung bagor.
Dibawah tika sedang kedatangan gitaris chinese rock band punk dari lingkungan itu yang berhasil merilis 12 album sejak 2002 dan telah bertahan selama 20 tahun. Mili mengeluarkan album blue tshirt dibawah label black nails milik chinese rock.Â
Hey kalian masih menyimpannya  oh ayolah itu harusnya berada di tempat pembuangan daur ulang sekarang. Tapi buatku kalian adalah rockstar dan kita berasal dari kota yang sama. Bisa tolong bawakan gibson les paul yang tergantung disitu aku membakar gitarku tadi malam untuk menghangatkan diri. Dengan senang hati Johnny wow kau sangat impulsif, yah tadi malam setelah hujan reda sangat dingin berada diluar dan yang kubawa hanya gitarku lalu seperti ada yang menyuruhku untuk membakar gitar sialan itu agar badanku tidak menggigil atau aku bisa mati kedinginan mungkin itu suara hatiku.Â
Yeah terkadang kita terlalu cepat bertindak sehingga tidak mampu merasakan keinginan hati kata tika yang mengeluarkan struk pembayaran, oke thank you tika kata johnny untuk membalas keramahan tika.Â
Oh ya kami ada acara jumat malam nanti di klinik (sebuah gudang konveksi yang bangkrut dan menjualnya kepada fashion designer ternama di kota itu, dia Ivar menutupi seluruh bagian dalam gudang dengan karya design busananya yang bernuansa gothik).Â
Apakah masih ada ruang untuk satu band dapat tampil sepanggung denganmu? oh mungkin ada beberapa band pembuka sebelum kami tapi kupastikan satu tempat untuk mu tika. Oke sampai bertemu disana jawab tika yang berjalan kearah pintu mempersilahkan johnny agar segera keluar dan tika mengunci pintu kaca dan berlari ke lantai dua, kemudian mengejutkan mereka semua yang berada di ruang kontrol studio ketika tika mengajak mereka untuk tampil di klinik malam besok.
Oke tika terimakasih kau sukses menjadi manager kami kata patel, hei kita bawakan semua yang kita mainkan kemarin malam, dan kau mili bisa menyanyikan semua puisi yang kau tulis. Yaaah semua excited untuk mempersiapkan penampilan mereka besok. Tika bertanya tentang nama grup itu setelah ada tambahan dua personel, jos mengusulkan jet lag yang dibantah bagor karena seperti judul lagu simple plan. Bagaimana kalau spun? aku suka mili mendukung bagor diikuti oleh lodi patel dan jos menyetujui dan tika mengajak mereka untuk tos, siap untuk jamming spunners? yeeaaaahhhh...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H