Sepi, lengang dan nyaman. Jalanan tanpa kemacetan dan suara klakson orang-orang yang tergesa. Perjalanan dari rumah ke sekolahku yang biasanya membutuhkan waktu 15 - 20 menit kini bisa tuntas hanya dalam waktu 10 menit.Â
Jalanan longgar. Di depan sekolah sepi. Mobil orang tua dan abunemen yang biasanya terparkir di sepanjang jalan depan sekolah, tidak ada satupun. Memasuki gerbang sekolah senyap.Â
Biasanya berseliweran bocah-bocah kecil diantara lalu lalang sepeda motor yang hendak parkir. Pagi ini bersih. Tidak ada anak-anak. Tidak ada motor dan tidak ada asap kendaraan.
Keputusan ini berimbas pada model pembelajaran. Selama 2 tahun ini di sekolah kami sudah mulai menerapkan pembelajaran digital. Media tablet disiapkan untuk mendukung program tersebut.Â
Peristiwa mendadak sebagai akibat penetapan KLB (Kejadian Luar Biasa) Nasional oleh pemerintah menjadikan kami serentak dan bekerjasama memberikan materi pembelajaran online pada siswa. Terjadilah seperti itu. kami mencoba memaksimalkan sarana yang ada. Tugas pembelajaran diberikan secara online.Â
Anak-anak tidak begitu saja bebas TANPA KEGIATAN. Tugas terkirim melalui serat-serat optik dunia maya. Komunikasi dengan wali murid berjalan juga secara online.Jika ada yang kurang dimengerti, anak-anak atau orang tua bisa melakukan vcall. Ah, mirip Pak Jokowi yang melakukan teleconference dengan para menterinya.
Kami pun DIPAKSA oleh keadaan untuk menjadi berdaya menyiapkan segala kebutuhan pembelajaran online. Meskipun sebagian pihak berpikir seharusnya tidak ada yang masuk kerja, tapi kami tetap melakukan kewajiban kami. Keputusan pemerintah untuk tidak mengambil langkah LOCKDOWN, KAMI PATUHI. Keputusan itu, pasti diambil dengan pertimbangan yang matang.
Selasa, 17 Maret 2020
Kota Pasuruan semakin lengang. Jalanan begitu nyaman. Jam-jam padat sekarang tak ada lagi. Para guru masih masuk. Kegiatan PHBS dijalankan. Pagi ini kami sepakat senam pagi di bawah terik matahari.Â
Berharap bisa terhindar dari virus yang semakin menyebar. Sekolah semakin sepi. Gerbang depan kosong. Penjual makanan di depan gerbang sekolah terlihat duduk bersimpuh menunggu pembeli. Bisanya, pagi begini mereka tak terlihat karena dikerumuni siswa dan orang tua yang membeli kue atau makanan buat bekal ketika sekolah.
Semua berjalan terus, tidak ada yang terhenti. Kami kembali mengirimkan tugas-tugas secara online. Hari ini, kegiatan kami adalah belajar membuat video media pembelajaran. Sesuatu yang sangat mustahil kami lakukan bersama ketika ada anak-anak masuk sekolah.Â