Mohon tunggu...
NikenDe
NikenDe Mohon Tunggu... Guru - Vinsensia Niken Devi Intan Sari

Lahir di sebuah desa yang terletak ditengah hutan jati. Desa tersebut berada di wilayah kabupaten Banyuwangi. Daerah yang terlanjur terkenal kembali dengan sebutan Desa Penari. Niken kecil hidup diantara orang tua yang berprofesi sebagai guru. Guru jaman OLD. Dengan segala kekurangannya, namun tetap dan terus mensyukuri dan menyemangati anak-anaknya untuk berpendidikan tinggi. Dengan satu semboyan Ajaib dari mereka bahwa "Pasti ada jalan jika itu untuk biaya pendidikan." That is TRUE. Benarlah adanya. Kami, anak-anak guru SD di sebuah desa kecil tersebut mampu melanjutkan sekolah sampai lulus Sarjana. Mimpi Bapak Ibu terkabul. Hobi menulis menjadi sebuah kegiatan yang selalu memhadirkan CANDU. Menekuninya menghadirkan kegembiraan tersendiri. Semoga menjadikan manfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid-19, Sekolahku Sunyi Digital Learningku Berlari

17 Maret 2020   22:36 Diperbarui: 17 Maret 2020   22:41 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GERBANG SEKOLAH YANG SENYAP-dokpri

PERSIAPAN SENAM BERSAMA-dokpri
PERSIAPAN SENAM BERSAMA-dokpri
GERBANG SEKOLAH YANG SENYAP-dokpri
GERBANG SEKOLAH YANG SENYAP-dokpri
Minggu, 15 Maret 2020

Berita keganasan convid 19 semakin membuat kami was-was. Ketika kabar bahwa satu suspect di Solo meninggal, rasa was-was berubah menjadi takut. Meskipun bibir mampu memberi saran untuk tidak panik, tetap tenang, dan lakukan perilaku hidup bersih dan sehat namun dalam hati ngeri juga. 

Medsos dengan berbagai model pemberitaannya semakin mengacaukan suasana. Status-status tentang perintah meliburkan sekolah menjadikan bayangan convid 19 semakin gelap. Bak awan hitam dengan kilat menyambar ke segala penjuru. Menakutkan dan meresahkan.

"Jawa Tengah sudah libur, jawa Timur kapan ya?" Status pendek itu berseliweran di wall banyak orang. Ig, Wa, fb, penuh dengan keresahan. Sebenarnya pemerintah sudah melakukan tahapan untuk menenangkan massa. 

Mengeluarkan himbauan dan edukasi agar semua tetap tenang, namun berita peningkatan kasus yang begitu cepat membuat semua seakan tak punya nyali untuk tetap tenang.

Gubernur Jawa Timur, Ibu Kofifah Indar Parawangsa segera mengumpulkan jajarannya dan keluarlah keputusan meliburkan sekolah selama 14 hari. Keputusan itu berlaku sejak tanggal 16 Sampai 29 Maret 2020. Sejarah mencatat kepanikan dan segala upaya memutus penyebaran virus ini. 

Malam itu pula, yayasan tempat kami bernaung segera mengeluarkan perintah untuk meliburkan sekolah, meskipun surat dari pemerintah kota belum ada. Perintah dari Majelis Pendidikan Keuskupan Malang dibuat dengan berbagai alasan logis dan tepat. 

Himbauan itu segera menyebar sebagai pengumuman. Kami menyampaikan keputusan itu dengan warning, bahwa ini sebenarnya bukan libur namun belajar di rumah. Kami mewanti-wanti siswa dan orang tuanya tidak melakukan perjalanan dan berlibur.

Libur 2 minggu memang terlihat wow, sesuatu yang langka. Di tengah kepadatan jadwal antara ujian dan menjelang libur puasa ramadhan dan idul fitri, tiba-tiba libur 14 hari. 

Semua yang sudah diprogramkan berubah. Jadwal ujian praktek, ujian tengah semester, jadwal ujian sekolah, semua off. Semua harus di susun ulang sambil menunggu perkembangan yang belum jelas.

Senin, 16 Maret 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun