Mohon tunggu...
niken nawang sari
niken nawang sari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Ibu Rumah Tangga yang suka jalan-jalan ke bangunan kolonial, suka menulis hal berbau sejarah, dan suka di demo 2 ekor kucing. Blog pribadi www.nickenblackcat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sound of Borobudur, Menelusuri Jejak Persaudaraan Antar Bangsa Melalui Musik

2 Juli 2021   08:50 Diperbarui: 2 Juli 2021   11:20 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu alat musik Sound of Borobudur, seperti pada relief candi Borobudur. Dok: Riana Dewie

"Ini adalah saat yang tepat untuk menggali sumber pengetahuan dari Candi Borobudur yang menggaungkan nilai-nilai universal yang terdapat pada reliefnya. Ternyata nilai toleransi, menghargai keberagaman, persahabatan antar bangsa telah dijunjung leluhur kita. Kita perlu belajar dari sini," tegas Sandiaga Uno dalam pidato sambutannya.

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hadir secara daring berharap bahwa pentas seni yang berisi kolaborasi para musisi untuk membunyikan kembali alat musik yang terpahat dalam relief candi Borobudur segera terwujud.

Ganjar Pranowo juga menambahkan bahwa pentas seni tersebut dapat menjadi cerita yang menarik, yang dapat disebarkan lewat media sehingga menjadi konsumsi publik. Nah dari konsumsi publik inilah kemudian dapat menegaskan bahwa sejarah bermusik juga berawal dari Borobudur. Bahkan beliau juga menyatakan dukungannya agar Borobudur menjadi pusat kesenian dunia dan tidak menutup kemungkinan tarian-tarian yang terpahat di relief candi bisa dipentaskan kembali sehingga menambah daya tarik kawasan Borobudur.

Selain itu menurut pengampu utama Yayasan Padma Sada Svargantara, Purwa Tjaraka, sudah waktunya peradaban mengenai Borobudur ini diperkenalkan sebagai aset bangsa yang membanggakan sekaligus memberi pelajaran bahwa bangsa kita dulu pernah berkumpul, bersatu, bermain musik bersama dengan penuh toleransi.

"Musik tidak memilah-milah suku atau agama. Semua suku bangsa di dunia ini menjadikan musik sebagai kebutuhan hidup yang terus bersatu dengan jiwa dan raga," ujar Purwa Tjaraka dalam sambutannya secara daring. Purwa Tjaraka juga berharap bahwa Sound of Borobudur dapat menjadi identitas Borobudur dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Merangkai Kembali Hubungan Antar Bangsa Melalui Musik

Salah satu alat musik Sound of Borobudur, seperti pada relief candi Borobudur. Dok: Riana Dewie
Salah satu alat musik Sound of Borobudur, seperti pada relief candi Borobudur. Dok: Riana Dewie
Konferensi Internasional Sound of Borobudur yang mengusung tema "Music Over Nations: Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa Melalui Musik" terbagi menjadi dua sesi. Untuk sesi pertama dimulai sekitar jam 9 pagi dengan topik "Merangkai kembali keterhubungan antar bangsa melalui alat musik yang terpahat dalam relief candi Borobudur".

Pada sesi pertama menghadirkan narasumber Profesor Emerita Margaret Kartomi AM,FAHA, Dr.Phil, Guru Besar di Sir Zelman Cowen School of Music and Performance, Monash University Australia.  

Dalam pemaparannya, beberapa alat musik yang ditemukan di relief candi Borobudur ini telah menyebar ke nusantara bahkan dunia. Seperti pada relief yang menunjukkan alat musik tiup (terompet) dari kerang, saat penelitian beliau masih menemukan terompet tersebut digunakan oleh suku Laut di Kepulauan Riau. Kemudian alat musik yang berupa bel besar, ternyata ditemukan juga di India dengan sebutan Ghanta.  

Penjelasan mengenai Ghanta oleh Prof Margaret Kartomi, narasumber konferensi internasional Sound of Borobudur. Dok : tangkapan layar zoom sound of Borobudur
Penjelasan mengenai Ghanta oleh Prof Margaret Kartomi, narasumber konferensi internasional Sound of Borobudur. Dok : tangkapan layar zoom sound of Borobudur
Relief yang tergambar pada candi Borobudur merupakan bukti budaya musik eksis di pulau Jawa sekitar abad ke 8 -9 Masehi. Bahkan musik dapat menyebar melalui perdagangan sampai ke India dan China. Kemudian dilihat dari kacamata Etnomusikologi, Prof Margaret menyatakan Borobudur merupakan catatan kehidupan musik dan budaya Asia Tenggara.

Pembicara kedua adalah musisi terkenal Indonesia, Addie MS yang membicarakan tentang bagaimana musik dapat dibawa ke posisi strategis sebagai pemersatu dan antologi perbedaan sebagai kekayaan yang membentuk harmoni. Menurut Addie MS, relief yang terpahat di candi Borobudur merupakan bukti otentik yang menunjukkan bahwa bangsa kita sudah berinteraksi dengan bangsa lain lewat instrument musik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun