"Ini adalah saat yang tepat untuk menggali sumber pengetahuan dari Candi Borobudur yang menggaungkan nilai-nilai universal yang terdapat pada reliefnya. Ternyata nilai toleransi, menghargai keberagaman, persahabatan antar bangsa telah dijunjung leluhur kita. Kita perlu belajar dari sini," tegas Sandiaga Uno dalam pidato sambutannya.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hadir secara daring berharap bahwa pentas seni yang berisi kolaborasi para musisi untuk membunyikan kembali alat musik yang terpahat dalam relief candi Borobudur segera terwujud.
Ganjar Pranowo juga menambahkan bahwa pentas seni tersebut dapat menjadi cerita yang menarik, yang dapat disebarkan lewat media sehingga menjadi konsumsi publik. Nah dari konsumsi publik inilah kemudian dapat menegaskan bahwa sejarah bermusik juga berawal dari Borobudur. Bahkan beliau juga menyatakan dukungannya agar Borobudur menjadi pusat kesenian dunia dan tidak menutup kemungkinan tarian-tarian yang terpahat di relief candi bisa dipentaskan kembali sehingga menambah daya tarik kawasan Borobudur.
Selain itu menurut pengampu utama Yayasan Padma Sada Svargantara, Purwa Tjaraka, sudah waktunya peradaban mengenai Borobudur ini diperkenalkan sebagai aset bangsa yang membanggakan sekaligus memberi pelajaran bahwa bangsa kita dulu pernah berkumpul, bersatu, bermain musik bersama dengan penuh toleransi.
"Musik tidak memilah-milah suku atau agama. Semua suku bangsa di dunia ini menjadikan musik sebagai kebutuhan hidup yang terus bersatu dengan jiwa dan raga," ujar Purwa Tjaraka dalam sambutannya secara daring. Purwa Tjaraka juga berharap bahwa Sound of Borobudur dapat menjadi identitas Borobudur dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Merangkai Kembali Hubungan Antar Bangsa Melalui Musik
Pada sesi pertama menghadirkan narasumber Profesor Emerita Margaret Kartomi AM,FAHA, Dr.Phil, Guru Besar di Sir Zelman Cowen School of Music and Performance, Monash University Australia. Â
Dalam pemaparannya, beberapa alat musik yang ditemukan di relief candi Borobudur ini telah menyebar ke nusantara bahkan dunia. Seperti pada relief yang menunjukkan alat musik tiup (terompet) dari kerang, saat penelitian beliau masih menemukan terompet tersebut digunakan oleh suku Laut di Kepulauan Riau. Kemudian alat musik yang berupa bel besar, ternyata ditemukan juga di India dengan sebutan Ghanta. Â
Pembicara kedua adalah musisi terkenal Indonesia, Addie MS yang membicarakan tentang bagaimana musik dapat dibawa ke posisi strategis sebagai pemersatu dan antologi perbedaan sebagai kekayaan yang membentuk harmoni. Menurut Addie MS, relief yang terpahat di candi Borobudur merupakan bukti otentik yang menunjukkan bahwa bangsa kita sudah berinteraksi dengan bangsa lain lewat instrument musik.