Mohon tunggu...
niken nawang sari
niken nawang sari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Ibu Rumah Tangga yang suka jalan-jalan ke bangunan kolonial, suka menulis hal berbau sejarah, dan suka di demo 2 ekor kucing. Blog pribadi www.nickenblackcat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Pengalaman Ganjil Saat Melintasi Hutan Tutupan

29 Agustus 2019   23:52 Diperbarui: 30 Agustus 2019   01:17 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akar tumbang seperti ini akan dibiarkan saja di hutan tutupan selama tidak mengganggu jalan. Dok : pixabay

Untuk menuju tempat nenek, dibutuhkan waktu 1,5 jam berkendara dengan motor. Suami berinisiatif memakai motor matic karena barang bawaan kami banyak. Dua ekor kucing dewasa (mix dome) dan dua kandang lipat kucing yang ditaruh di bagian depan motor.

Belum lagi tas yang digunakan untuk membawa perlengkapan menginap di rumah nenek. Kucingku yang bernama Snowy masuk ke dalam pet carrier yang aku gendong karena berat badannya lebih ringan daripada Shiro. Sementara Shiro masuk pet carrier jinjing yang bisa dipangku.

Memasuki hutan tutupan mungkin sudah sekitar jam 7 malam, dan tidak ada warga yang melintas. Kami juga tidak lupa membunyikan klakson saat melewati Lemah Abang. 

Tetapi setelah itu, semuanya jadi terasa sangat berat. Bahkan suami menyetir motor sampai rodo ngglayar (agak oleng). Snowy mulai gelisah di gendongan pet carrier tapi tidak mengeong sementara Shiro mengeong tanpa henti. 

"Ada yang tidak beres", pikirku dalam hati saat itu tapi aku tidak berani bilang kepada suami. Akhirnya, kami sampai di gapura desa dan melewati jalanan yang menanjak. Anehnya di jalanan yang menanjak ini tidak terasa seberat waktu melintasi hutan tutupan. 

Sesampainya di rumah nenek, kami tidak bercerita apapun pada nenek. Nah keesokan harinya suami baru bercerita kalau semalam mungkin ada yang nebeng sampai gapura. Merinding sekaligus lega karena kami sudah melewati itu semua.

Sejak kejadian tersebut, kami selalu berusaha melewati hutan tutupan saat hari belum senja karena kata suami senja itu bagaikan pagi di dunia "mereka" jadi "mereka" bersiap untuk beraktifitas.

Akar tumbang seperti ini akan dibiarkan saja di hutan tutupan selama tidak mengganggu jalan. Dok : pixabay
Akar tumbang seperti ini akan dibiarkan saja di hutan tutupan selama tidak mengganggu jalan. Dok : pixabay
Alam semesta ciptaan Tuhan ini sangat luas, manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna sebaiknya juga menghargai sesama makhluk ciptaan-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun